UPDATE Kondisi 4 Korban Penusukan ODGJ di Cilandak, Pelaku Pernah Dirawat di RS Khusus

Polisi mengungkap kondisi empat orang yang menjadi korban penusukan oleh pria diduga ODGJ berinisial Y (45). Pelaku pernah dirawat di RS khusus.

TribunJakarta.com/Anas Furqon Hakim/TribunBali
KORBAN PENUSUKAN ODGJ - Polisi mengungkap kondisi empat orang yang menjadi korban penusukan oleh pria berinisial Y (45) di Jalan Cilandak IV, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Minggu (5/10/2025) sekitar pukul 13.30 WIB. Warga bernama Dea menceritakan detik-detik menegangkan penusukan tersebut. 

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Polisi mengungkap kondisi empat orang yang menjadi korban penusukan oleh pria berinisial Y (45).

Peristiwa itu terjadi di Jalan Cilandak IV, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Minggu (5/10/2025) sekitar pukul 13.30 WIB.

"Untuk yang korban luka empat orang ini, tidak ada yang meninggal," ujar Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase, Selasa (7/10/2025).

Febriman mengatakan, empat korban menderita luka tusuk di bagian perut dan tangan. Mereka langsung dilarikan ke RS Fatmawati oleh warga sekitar.

"Hanya ada luka gores tusukan. Ada yang di tangan, ada yang di perut. Alhamdulillah sudah dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati, sudah dalam pengobatan," kata Kapolsek.

Ia menyebut keempat korban kini sudah kembali pulang ke rumahnya.

"Sementara sudah pada pulang ke rumah karena tidak ada luka yang terlalu parah dari korban," ucap Febriman.

Febriman mengungkapkan, pelaku mulanya terlibat keributan dengan sang kakak. Ketika itu pelaku memukul kakaknya dan seorang asisten rumah tangga (ART).

"Awal mulanya yang bersangkutan itu ribut dengan kakaknya. Ya, melakukan pemukulan. Nah, terus dibantu sama pembantunya, mau dilerai. Terus tetap pembantunya juga dipukul," ungkap Kapolsek.

Kakak pelaku kemudian lari ke luar rumah untuk meminta pertolongan kepada warga sekitar.

Tak berselang lama, Ketua RT setempat dan dua warga lainnya datang ke tempat kejadian perkara (TKP).

Namun, pelaku justru menusuk tiga orang yang hendak menenangkannya.

"Pelaku langsung mengambil senjata semacam kerambit ya. Ya, sehingga Pak RT dan tiga orang lagi yang membantu untuk melerai mengalami luka-luka," ujar Febriman.

Warga yang ketakutan kemudian menghubungi polisi. Pelaku akhirnya berhasil diamankan dan dibawa ke Polsek Cilandak.

"Pelaku langsung ditindaklanjuti dan diamankan, dibawa ke Polsek yang bersangkutan," tutur Febriman.

Berdasarkan foto yang diterima, pelaku memiliki tato di kedua lengannya. Tato berbentuk hati juga terlihat di leher pelaku.

Adapun pelaku diduga merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Ia pernah dirawat di Rumah Sakit Khusus (RSK) Jiwa Dharmawangsa, Jakarta Selatan.

"Yang bersangkutan ini sudah pernah dirawat di rumah sakit ketergantungan mental di Dharmawangsa sama keluarganya," ujar Febriman, Senin (6/10/2025).

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, pelaku juga pernah mengamuk di rumah, namun tak sampai melukai seseorang.

Febriman mengatakan, sementara ini pelaku masih ditahan di Mapolsek Cilandak.

Nantinya, pelaku akan dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk menjalani tes psikologi

"Pelaku sementara diamankan di Polsek Cilandak untuk diambilkan keterangan secara administrasi. Nanti akan dibawa ke RS Polri, Kramat Jati, akan dilakukan konseling secara psikologi," ucap Febriman.

Detik-detik Penusukan

Warga bernama Dea menceritakan detik-detik menegangkan saat pria berinisial Y (45) mengamuk dan melukai empat orang di Jalan Cilandak IV, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Minggu (5/10/2025).

Dalam peristiwa ini, keempat korban menderita luka tusuk termasuk Ketua RT setempat dan anaknya, Wili dan Meta.

Dea mengatakan, ketika itu ia baru saja pulang ke rumah bersama anaknya. Ia melihat seorang warga yang berdiri ketakutan sambil menatap ke rumah pelaku.

"Saya baru sampai sini, terus masnya (warga) berdiri di sini ketakutan. Aku tanya, 'Kenapa?' Dia diam. Aku tanya, 'Kenapa?'," kata Dea di lokasi, Senin (6/10/2025).

Tak lama kemudian, asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di rumah pelaku keluar dan berjalan sambil memegangi pinggangnya.

Dea mulanya mengira ART tersebut hanya sakit pinggang. Namun, ART tiba-tiba terjatuh dan mengeluarkan darah dari pinggangnya.

"Enggak lama si mas yang jaga anjing itu keluar, pegang pinggang. Saya pikir sakit pinggang. Sampai sini jatuh, itu masih ada darahnya, tuh, jatuh. Saya bilang, 'tolongin, tolongin'," ujar dia.

Dea dan sang suami beserta dua warga lainnya mengangkat dan membawa korban ke klinik terdekat. 

Hanya saja, kondisi korban yang mengalami luka tusuk cukup parah tak memungkinkan untuk mendapat penanganan medis di klinik. Korban pun langsung dibawa ke RS Fatmawati.

Singkat cerita, Dea kembali ke perumahan tempat tinggalnya. Di sana ia mendapati situasi yang masih mencekam.

Ketua RT, Wili, ditusuk oleh pelaku. Selain itu, Meta juga sempat disekap dan ditodong pisau di bagian leher.

"Saya panggil suami saya, 'Mbak Meta disekap," gitu. Katanya sempat diginiin (todong pisau di leher), saya juga nggak berani balik lagi ke situ. Terus nggak lama polisi datang," ungkap Dea.

Pelaku akhirnya melepaskan Meta setelah dibujuk oleh warga. Meski demikian, Meta menderita luka gores dan menerima dua jahitan.

Menurut Dea, penangkapan terhadap pelaku dilakukan secara persuasif meskipun polisi membawa senjata laras panjang.

"Iya, karena mungkin nggak mau lukain, kan. Kalau bisa diajak komunikasi dengan baik kan, lebih baik gitu, nggak perlu pakai kekerasan," kata Dea.

Adapun pelaku diduga merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Ia pernah dirawat di Rumah Sakit Khusus (RSK) Jiwa Dharmawangsa, Jakarta Selatan.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved