Viral di Media Sosial

Jessy Nirmala Bongkar Momen Oknum Polisi Catcalling Dirinya, Murka Setelah Dipanggil "Cici, Cici"

Seorang perempuan, Jessy Nirmala, naik pitam setelah mengalami catcalling dari seorang polisi berseragam. 

TikTok Jessy Nirmala
AKSI CATCALLING - Seorang perempuan, Jessy Nirmala, meluapkan kekesalannya ketika menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum polisi saat berjalan di trotoar. (TikTok Jessy Nirmala). 

Pujian atau sapaan bernuansa seksual, selama ini dianggap biasa saja.

Padahal, perilaku semacam ini merupakan salah satu bentuk pelecehan.

Catcalling merupakan bentuk pelecehan seksual di ruang publik, biasanya dilakukan di jalanan atau fasilitas umum lainnya.  

Menurut Rainy, ada pengaruh relasi kuasa pada perilaku catcalling.

"Pelaku merasa berada pada posisi superior sehingga berhak melakukan sesukanya tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain,"kata Rainy.

Pelakunya bisa siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, sendiri atau beramai-ramai.

Catcalling juga dapat dialami siapa saja tanpa pandang jenis kelamin.

Akan tetapi, kata Rainy, korban terbanyak adalah perempuan. 

"Walau laki-laki bisa jadi korban catcalling, namun korban terbanyak perempuan," kata dia.

Bukan karena penampilan

Rainy mencontohkan, kasus catcalling yang terjadi pada malam hari terhadap perempuan yang sendirian menunggu bus di halte.

Ketika terjadi catcalling, korban justru disalahkan.  

"Jadi (yang disalahkan) bukan pelaku yang mengenakan lensa patriarkis dalam memandang perempuan," ujar Rainy.

Rainy menegaskan, pelecehan tejadi bukan karena penampilan atau apa yang dipakai korban, tetapi memang kultur si pelaku pelecehan.

Ia juga menekankan, tindakan seperti ini tak bisa dibenarkan.

Pada tingkatan tertentu, Rainy mengungkapkan, dampak catcalling dapat menimbulkan trauma berkepanjangan terhadap korbannya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved