Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Pembelajaran Daring Sementara Siswa SMAN 72 Jakarta Langkah Tepat

Farah Savira menilai, langkah Disdik berlakukan pembelajaran daring siswa SMAN 72 Jakarta merupakan langkah tepat.

TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Farah Savira menilai, pembelajaran daring untuk siswa SMAN72 Jakarta langkah yang tepat. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Farah Savira menilai, langkah Dinas Pendidikan (Disdik) berlakukan pembelajaran daring siswa SMAN 72 Jakarta merupakan langkah yang tepat. 

Farah mengatakan, peristiwa yang menimpa seluruh siswa apalagi korban luka akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta sangat berat. 

"Kejadiannya cukup berat, apalagi terjadi di lingkungan sekolah, bahkan di area masjid. Kebijakan pembelajaran daring itu menurut saya langkah tepat," kata Farah, Selasa (11/11/2025). 

Paling penting saat ini lanjut dia, menyembuhkan luka trauma yang dialami siswa dan tenaga pendidik di SMAN 72 Jakarta.

Tetapi lewat pembelajaran daring, siswa tetap mendapatkan haknya untuk belajar meski di tengah kondisi yang belum normal. 

"Meski kondisinya belum normal. Kita juga paham, trauma mereka masih cukup besar—baik siswa kelas 1, 2, maupun 3," ujar Farah.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus memberikan perhatian penuh bagi para korban dan warga sekolah SMAN 72 Jakarta pasca-insiden ledakan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Berbagai langkah cepat dilakukan agar proses pemulihan, baik fisik maupun psikologis, berjalan optimal.

Hingga Minggu (9/11/2025), tercatat 30 korban masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Rinciannya, 14 orang dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, 15 orang di RS Yarsi, dan satu orang di RS Pertamina Jaya.

Pemprov DKI memastikan seluruh korban mendapat penanganan medis terbaik serta pemantauan kondisi secara berkelanjutan.

Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, mengatakan pihaknya akan terus memberikan dukungan psikologis selama masa pemulihan, termasuk saat pembelajaran jarak jauh (PJJ) berlangsung.

“Kami akan menyiapkan dukungan psikolog untuk mendampingi anak-anak selama PJJ dan proses pemulihan di sekolah,” kata Iin di Jakarta.

Selain itu, Dinas Kesehatan DKI telah menyiapkan jadwal pendampingan klinis serta menurunkan tenaga medis untuk korban yang masih memerlukan perawatan lanjutan.

Pemprov DKI juga berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) guna memastikan ketersediaan tenaga psikolog bagi para korban.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, menyampaikan bahwa lokasi SMAN 72 hingga kini masih dalam proses pengamanan dan sterilisasi oleh pihak kepolisian.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved