Ledakan di SMAN 72 Jakarta

7 Fakta Terbaru Ledakan SMAN 72 Jakarta: Terduga Pelaku Kesepian, Tak Ada yang Bisa Diajak Curhat

Polisi membeberkan sejumlah fakta terbaru insiden ledakan SMAN 72 Jakarta, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025). Kepribadian korban disorot.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
LEDAKAN SMAN 72 JAKARTA - Polisi membeberkan sejumlah fakta peristiwa ledakan SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025). Petugas kepolisian menunjukkan barang bukti saat konferensi pers penanganan kasus ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). 

Sejauh ini, penyidik telah memeriksa 16 saksi, terdiri dari korban (guru dan siswa), ABH, serta keluarga ABH.

6. Terinspirasi 6 Pelaku Penembakan Massal Dunia

Juru Bicara Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana menjelaskan ABH turut mengikuti komunitas secara online yang mengagumi segala bentuk kekerasan.

Selain itu, ABH juga mengagumi enam orang yang merupakan pelaku penembakan massal dunia.

Mereka adalah pelaku penembakan massal Columbine High School di Colorado, AS tahun 1999, Dylan Klebold dan Eric Harris.

"Yang bersangkutan (Dylan dan Eric) beraliran Neo Nazi," ujar Mayndra dikutip dari Tribunnews.com.

Selanjutnya, ada pelaku penembakan massal di Gereja Charleston di Carolina Selatan, AS, pada tahun 2015 bernama Dylann Storm Roof.

Adapun dia merupakan sosok yang menganut ajaran supremasi kulit putih dan seorang neo Nazi.

Lalu, pelaku penembakan di Centre Culturel Islamique de Quebec, Kanada, pada tahun 2017 bernama Alexandre Bissonnette.

Serta, pelaku penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru, pada tahun 2019 yakni Brenton Tarrant.

Dua nama terakhir tertulis di senjata mainan yang dibawa ABH saat melakukan aksinya meledakkan masjid SMAN 72 Kelapa Gading.

Terakhir yakni pelaku penembakan massal di sebuah sekolah di Wisconsin, AS, bernama Natalie Lynn Rupnow pada tahun 2024.

Mayndra mengatakan dalam melakukan aksinya, ABH terinspirasi dari pelaku penembakan massal tersebut.

"Yang bersangkutan hanya mempelajari kemudian mengikuti beberapa tindakan ekstrimisme yang dilakukan. Bahkan, posenya dan beberapa simbol-simbol yang ditemukan sekedar menginspirasi."

"Artinya mengapa banyak sekali ideologi di sini tetapi tidak ada ideologi yang konsisten yang diikuti? Di sini menunjukkan bahwa, ini (pelaku penembakan) hanya inspirasi," jelasnya.

7.  Bukan Terorisme tapi Copycat

Densus 88 Antiteror Polri mengungkap anak berkonflik dengan hukum (ABH) pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara terpapar aksi kekerasan dan terorisme.

Hal itu disampaikan PPID Densus 88 Anti Teror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana saat konferensi pers penanganan kasus ledakan di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).

Namun, AKBP Mayndra menegaskan bahwa ABH tidak melakukan aksi terorisme melainkan hanya terinspirasi.

"Tidak ditemukan adanya aktivitas terorisme yang dilakukan oleh ABH, ini murni tindakan yang dilakukan adalah tindakan kriminal umum," katanya dikutip dari Tribunnews.com.

AKBP Mayndra menerangkan seseorang sangat mungkin terpapar aliran kekerasan dari berkembangnya komunikasi transnasional di dunia maya.

Atas berkembangnya aksi terorisme di dunia, ABH kemudiam meniru tindakan pengeboman.

Termasuk senjata mainan yang digunakan ABH. "Jadi kalau rekan-rekan lihat di dalam senjata airsoft gun (yang dibawa pelaku) di permukaannya ditulis berbagai macam nama tokoh teroris maupun ideologi yang berkembang, hampir di beberapa benua, yaitu di eropa maupun di Amerika," tuturnya.

Densus 88 memandang ABH melakukan copycat atau peniruan atas aksi kekerasan dan terorisme.

"Aksi tersebut sebagai inspirasi yang bersangkutan melakukan tindakan," tukas AKBP Mayndra.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribunnews
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved