Warga Merugi Akibat Macet Parah Imbas Proyek di Sekitar Ancol, Aktivis Kritik Dishub DKI Soal Lalin
Aktivis Jakarta dari KATAR, Sugiyanto Emik, menyoroti kemacetan parah yang terus terjadi di Jalan R. E. Martadinata, Pademangan, Jakarta Utara.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Aktivis Jakarta dari Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (KATAR), Sugiyanto Emik, menyoroti kemacetan parah yang terus terjadi di Jalan R. E. Martadinata, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
Menurut Sugiyanto, kemacetan di ruas jalan tersebut telah berlangsung lama sejak dimulainya pembangunan tiang jalan tol dari arah Tanjung Priok menuju Ancol.
Kondisi ini disebutnya kian parah seiring dengan pengerjaan badan jalan tol yang kini tengah berlangsung.
Ia menilai, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta belum menunjukkan langkah nyata dalam melakukan perencanaan dan rekayasa lalu lintas di kawasan itu.
"Kemacetan di daerah itu telah berlangsung lama sejak dimulainya pembangunan tiang tol di sepanjang Jalan RE Martadinata dari arah Tanjung Priok ke arah Ancol," kata Sugiyanto, Kamis (13/11/2025).
Sugiyanto menjelaskan, kemacetan terparah terjadi di sekitar turunan jalan tol menuju Ancol, tepat di depan halte dan Stasiun Ancol hingga ke arah WTC Mangga Dua.
Kondisi tersebut, kata dia, sering membuat kendaraan tersendat cukup lama, terutama pada jam sibuk.
"Kesannya Dishub DKI tidak melakukan perencanaan dan pengelolaan lalu lintas secara maksimal, padahal anggaran mereka besar. Ini ironis, apalagi kemacetan terjadi di depan kawasan wisata milik Pemprov DKI," ucapnya.
Ia menilai, kemacetan yang terus berulang di lokasi tersebut bukan hanya merugikan masyarakat pengguna jalan, tapi juga berdampak pada citra kawasan wisata Ancol sebagai ikon Jakarta.
Sugiyanto mengatakan, masyarakat Jakarta yang melintasi jalur kemacetan tersebut selama ini telah mengalami banyak kerugian, seperti waktu yang terbuang, konsumsi bahan bakar lebih tinggi, keausan kendaraan, dan stres perjalanan.
Karena itu, ia menilai Dishub DKI seharusnya lebih sigap berkoordinasi dengan pihak kontraktor proyek tol maupun pengelola kawasan untuk mengurai kepadatan lalu lintas.
Ia juga mengingatkan agar pengelolaan dana APBD yang besar benar-benar memberi manfaat langsung bagi masyarakat, termasuk dalam hal rekayasa lalu lintas di titik-titik rawan macet.
"Sudah saatnya semua pihak terkait bergerak cepat mengatasi masalah kemacetan di Jakarta, terutama Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang telah menggunakan APBD triliunan rupiah dari uang rakyat," pungkasnya.
Berita terkait
- Baca juga: Dianggap Jadi Solusi Macet dan Parkir, DPRD Dukung Pramono Realisasikan Konektivitas Ancol-JIS
- Baca juga: Jakarta Masih Banjir dan Macet, Pemprov DKI Dituduh Langgar HAM
- Baca juga: Ragam Komentar Soal Pembangunan Flyover Latumenten: Solusi Pemecah Macet, Proyek Masuk Tahap Awal
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
| Modal Lencana dan Pistol Mainan, Polisi Gadungan Rampas Motor Driver Ojek Online di Penjaringan |
|
|---|
| Miris! Batangan Besi Pagar Hutan Kota Kemayoran Dirusak dan Dicuri Orang Tak Bertanggungjawab |
|
|---|
| 2 Remaja SMA Pelaku Tawuran Dikejar Tim Resmob, Akhirnya Terjatuh Ditangkap di Koja Jakut |
|
|---|
| 7 Fakta Terbaru Ledakan SMAN 72 Jakarta: Terduga Pelaku Kesepian, Tak Ada yang Bisa Diajak Curhat |
|
|---|
| Tengah Malam Keliling Kampung Bawa Senjata Mainan, 8 Pelajar di Cilincing Ditangkap Patroli Gabungan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Caption-KEMACETAN-PARAH-Penampakan-kemacetan-di-Jalan-R-E.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.