Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Komisi E Soroti Dampak Psikologis Ledakan di SMAN 72, Pemprov DKI Diminta Beri Pendampingan

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Yudha Permana meminta, Pemprov berikan konseling secara menyeluruh terhadap siswa SMAN 72 Jakarta pasca ledakan

|
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Septiana
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
PENDAMPINGAN PSIKOLOG - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Yudha Permana meminta, Pemprov DKI Jakarta berikan konseling secara menyeluruh siswa SMAN 72 Jakarta. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Yudha Permana meminta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) memberikan konseling secara menyeluruh terhadap siswa SMAN 72 Jakarta pasca-insiden ledakan

Yudha mengatakan, pemulihan terhadap siswa bukan hanya secara fisik tetapi mencakup psikis agar mereka bisa kembali belajar dengan aman. 

"Mereka harus dipulihkan tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara psikologis agar tidak mengalami trauma berkepanjangan. Ini penting karena korbannya adalah anak-anak sekolah," kata Yudha, Senin (17/11/2025). 

Komisi E yang membidangi pendidikan juga fokus memantau perkembangan di SMAN 72 Jakarta, melalui laporan dari dinas pendidikan, kesehatan dan Pemberdayaan, Perlindungan Anak (PPAPP). 

"Komisi E akan meminta pembaruan laporan setiap minggu. Kami ingin memastikan proses penanganan berjalan baik dan sesuai standar," terang dia. 

Yudha juga sepakat jika pembelajaran daring diterapkan sementara di SMAN 72 Jakarta, hal ini penting untuk pemulihan siswa dan tenaga pendidik. 

Tak hanya itu, pembelajaran daring juga bisa dimanfaatkan kepolisian untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap kasus tersebut.

"Ini untuk memberi ruang bagi kepolisian melakukan investigasi dan memastikan para korban mendapat bantuan yang dibutuhkan. Setelah situasi aman dan seluruh proses selesai, barulah siswa dapat kembali belajar di sekolah," tegas dia. 

Banyak Dibaca:

SMAN 72 Mulai Belajar Hybrid 

Usai geger ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025), kini sekolah tersebut mulai menerapkan pembelajaran secara hybrid.

Para orangtua murid diberi pilihan untuk menentukan apakah anaknya belajar di sekolah atau dari rumah.

“Mulai Senin ini pembelajaran secara luring dan daring. Siswa dan orangtua diperkenankan memilih,” ucap Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik Chico Hakim saat dikonfirmasi, Senin (17/11/2025).

Siswa Masih Trauma

Terpisah, Kepala SMA Negeri 72 Jakarta Tetty Helena Tampubolon mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kapan proses belajar mengajar di sekolah itu bisa berjalan normal.

Pasalnya, sampai saat ini banyak siswa maupun orangtua yang trauma dengan insiden ledakan yang terjadi beberapa waktu lalu.

“Kami belum bisa memastikan mereka harus seluruhnya belajarnya luring ya, karena masih ada sebagian yang kondisinya itu, traumanya masih ada,” ujarnya.

Masih Ada Siswa Dirawat di Rumah Sakit

Tetty menambahkan, sampai saat ini masih ada muridnya yang menjalani perawatan di rumah sakit.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved