Viral di Media Sosial

SOSOK Wahyudin Moridu, Pria 'Rampok Negara' Lahir dari Sosok yang Penuh Kontroversi, Diperas Wanita

Nama Wahyudin Moridu mendadak jadi buah bibir setelah video dirinya mengaku ingin “merampok uang negara” viral di media sosial.

Editor: Wahyu Septiana
ISTIMEWA
SOSOK WAHYUDIN MORIDU - Nama Wahyudin Moridu mendadak jadi buah bibir setelah video dirinya mengaku ingin “merampok uang negara” viral di media sosial. Wahyudin Moridu mempunyai ayah yakni Mantan Bupati Boalemo, Darwis Moridu. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Nama Wahyudin Moridu mendadak jadi buah bibir setelah video dirinya mengaku ingin “merampok uang negara” viral di media sosial.

Eks Anggota DPRD Gorontalo dari PDIP ini ternyata lahir dari keluarga politikus ternama, namun kariernya justru diwarnai kontroversi.

Selain ucapannya yang menuai kecaman publik, ia juga dikaitkan dengan kisah pribadi yang tak kalah panas.

Namanya semakin disorot karena kasus mulai dari dugaan mabuk-mabukan hingga kabar diperas oleh seorang wanita yang sempat bersamanya.

Kendati begitu, sosoknya pernah masuk dalam struktur pengurus anak cabang PDIP Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, yakni sebagai Ketua di masa bakti 2019 - 2024. mengutip infopemilu.kpu.go.id.

Dilansir dari berbagai sumber, Wahyudin Moridu ini lahir di Desa Kota Raja, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, pada tahun 1995, sehingga kini berusia 30 tahun dan menjadi aleg termuda di DPRD Provinsi Gorontalo

Ia merupakan putra dari orang tua yang juga pernah duduk di kursi DPRD Kabupaten Boalemo, menandakan latar belakang keluarga yang berpengalaman di dunia politik.

Jejak karier politik Wahyudin dimulai di DPRD Kabupaten Boalemo, di mana ia menjabat selama tiga periode. 

DIPECAT PARTAI - Anggota DPRD Gorontalo, Wahyudin Moridu akhirnya dipecat PDIP setelah video ucapan kontroversialnya beredar luas di media sosial. (Istimewa/TribunGorontalo).
DIPECAT PARTAI - Anggota DPRD Gorontalo, Wahyudin Moridu akhirnya dipecat PDIP setelah video ucapan kontroversialnya beredar luas di media sosial. (Istimewa/TribunGorontalo). (Istimewa/TribunGorontalo)

Dirinya anggota DPRD Kabupaten Boalemo periode 2019-2024.

Pria yang karib disapa Wahyu ini, tercatat terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, mewakili daerah pemilihan Boalemo dan Pohuwato.

Dirinya kini mengemban amanah sebagai anggota Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo.

Wahyu merupakan putra dari mantan Bupati Boalemo, Darwis Moridu.

Wahyu rupanya pernah terjerat narkoba pada Maret 2020.

Dirinya ditangkap bersama dua anggota DPRD lainnya di Jakarta atas kasus tersebut.

Mengutip laman Profil Calon Dprd Provinsi Gorontalo, Wahyu merupakan lulusan S1 Universitas Ichsan Gorontalo (2016-2020).

Sementara saat menempuh Sekolah Menengah Atas (SMA), Wahyu tercatat pernah mengambil paket C.

Kasus Viral

Baru-baru ini, Wahyudin menjadi sorotan setelah video yang menampilkan kata-kata kontroversialnya viral. 

Dalam video itu, ia terlihat bersama seorang wanita dan mengaku perjalanannya menuju Makassar, Sulawesi Selatan, menggunakan biaya negara.

Ia juga menyebut perjalanan itu dibiayai oleh negara "Hari ini menuju Makassar menggunakan uang negara," sambil tertawa bersama sang wanita

"Kita rampok ajah uang negara ini kan. Kita habiskan ajah, biar negara ini makin miskin," ucap ia lagi sambil tertawa. 

Bahkan, Wahyudin ini terdengar seperti menyombongkan diri jika ia akan menjabat hingga 2031.

Terlahir dari Sosok Kontroversial

SOSOK DARWIS MORIDU - Terungkap sosok Darwis Moridu, ayah dari anak Anggota DPRD Gorontalo, Wahyudin Moridu yang viral setelah melontarkan pernyataan kontroversial. (Wikipedia dan Istimewa).
SOSOK DARWIS MORIDU - Terungkap sosok Darwis Moridu, ayah dari anak Anggota DPRD Gorontalo, Wahyudin Moridu yang viral setelah melontarkan pernyataan kontroversial. (Wikipedia dan Istimewa). (Wikipedia dan Istimewa)

Wahyudin Moridu mempunyai ayah yakni Mantan Bupati Boalemo, Darwis Moridu.

Rekam jejak kelam sang ayah terdahulu pun terkuak.

Darwis Moridu diberhentikan dari jabatan Bupati Boalemo oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian setelah terlibat kasus penganiayaan yang mengakibatkan korban jiwa. 

Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan Mendagri nomor 131.75-3846 diserahkan Wakil Gubernur Gorontalo, Idris Rahim kepada Wakil Bupati Boalemo, Anas Jusuf pada 9 November 2020. 

Kala itu, Darwis telah berstatus terdakwa di Pengadilan Negeri Gorontalo

Selain itu, terungkap catatan kriminal lainnya. 

Darwis pernah terciduk aparat kepolisian terkait kasus narkoba dan telah menjalani rehabilitasi.

Kasus-kasus ini menambah catatan kontroversial dalam perjalanan karier politiknya, sekaligus memberi sorotan terhadap keluarganya, termasuk Wahyudin Moridu.

Sebagai informasi, Kabupaten Boalemo, asal Darwis dan anaknya, Wahyudin, merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Gorontalo yang dibentuk pada 12 Oktober 1999.

Berdasarkan data statistik 2024, Boalemo memiliki populasi 147.038 jiwa dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 69,34.

Angka ini masih di bawah daerah pemekaran lain seperti Kabupaten Pohuwato (70,19) dan Kabupaten Bone Bolango (72,82).

IPM sendiri adalah indikator yang mengukur kualitas hidup dan capaian pembangunan manusia, termasuk umur panjang dan sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak.

Nilai yang rendah menunjukkan tantangan pembangunan yang masih harus dihadapi, termasuk di Boalemo.

Ngaku Diperas Wanita

Eks Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, mengungkap fakta baru versi dirinya terkait video pernyataannya yang sempat menghebohkan publik.

Wahyudin Moridu sebelumnya sempat viral lantaran pernyataan kontroversial saat mengemudikan mobil menuju Bandara Djalaluddin Tantu Gorontalo, sambil mengungkapkan niatnya untuk "merampok" uang negara.

Ia mengaku terlebih dahulu menjadi korban pemerasan sebelum rekaman tersebut tersebar luas di media sosial.

KLARIFIKASI ANGGOTA DPRD - Anggota DPRD Gorontalo, Wahyudin Moridu, memberikan klarifikasinya usai melontarkan pernyataan kontroversial yang menyinggung rakyat. (Istimewa).
KLARIFIKASI ANGGOTA DPRD - Anggota DPRD Gorontalo, Wahyudin Moridu, memberikan klarifikasinya usai melontarkan pernyataan kontroversial yang menyinggung rakyat. (Istimewa). (Istimewa)

Dalam siaran langsung di akun TikTok milik istrinya, Wahyudin menyebut ada seseorang yang meminta uang dengan jumlah besar sebagai syarat agar video itu tidak dipublikasikan.

“Ada seseorang yang sempat meminta dana ke saya dengan angka yang fantastis, dia minta Rp10 juta, teman-teman,” ujar Wahyudin, lewat siaran langsung di akun TikTok milik istrinya, Mega Nusi, pada Sabtu malam (20/9/2025).

Namun, permintaan tersebut ia tolak lantaran tidak memiliki uang dalam jumlah yang diminta, mengutip TribunGorontalo.com.

“Saat itu saya tidak punya uang,” tambahnya.

Penolakan inilah, menurut Wahyudin, yang menjadi alasan video itu akhirnya disebarkan dan kemudian menjadi sorotan publik.

Ia juga menyampaikan istrinya, Mega Nusi, sebenarnya telah mengetahui potensi penyebaran video tersebut sejak lama.

Pasangan ini sepakat tidak menuruti permintaan pemerasan itu.

“Istri saya bilang, ‘Tidak usah kasih (uang). Kalaupun mau diunggah video ini, mekanismenya kamu harus dipecat, ya terima saja’,” tutur Wahyudin menirukan ucapan sang istri.

Wahyudin juga tetap menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya yang dinilai tidak pantas.

“Saya pejabat publik yang memang tidak pantas mengeluarkan kata-kata itu,” kata Wahyudin.

Diberhentikan PDIP

Akibat dari perbuatannya, Wahyudin Moridu, menerima sanksi, yakni diberhentikan dari DPRD Provinsi Gorontalo sekaligus dicopot sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Hal itu disampaikan Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Gorontalo, La Ode Haimuddin, Minggu (21/9/2025) 

"Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai telah secara resmi mengeluarkan sanksi terberat, yaitu pemecatan," tegas Wakil Ketua II DPRD Provinsi Gorontalo periode 2024-2029.

Pihaknya juga menambahkan bahwa pemberhentian ini bukalah sekadar penonaktifannya di anggota legislatif, mengutip TribunGorontalo.com.

Namun ini adalah pemberhentian penuh kepada Wahyudin Moridu sebagai Anggota DPRD Provinsi Gorontalo.

"Saya tegaskan, ini bukan penonaktifan, pemberhentian sebagai anggota DPRD Provinsi Gorontalo," jelas petahana anggota DPRD Provinsi Gorontalo.

Kini DPD PDIP Gorontalo tengah menyiapkan surat resmi pemberhentian yang akan diserahkan ke Pimpinan DPRD Provinsi Gorontalo

Kursi kosong yang ditinggalkan Wahyudin juga segera diganti melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW).

(TribunJakarta/TribunGorontalo)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved