Gaya Menkeu Purbaya Hadapi Menteri Bahlil Bicara 2 Isu: Penuh Data hingga Gak Malu Tinjau Ulang

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa berhadapan dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat bicara dua isu.

Purbaya (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden) dan Bahlil (KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D)
PURBAYA DAN BAHLIL - Kolase foto Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025) dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat masih menjabat Menteri Investasi di Jakarta, Sabtu (21/7/2023). Purbaya berhadapan dengan Bahlil di dua isu. 

Purbaya menegaskan, subsidi dan kompensasi adalah bentuk keberpihakan fiskal pemerintah kepada masyarakat.

“Ini adalah bentuk keberpihakan fiskal yang akan terus dievaluasi agar lebih tepat sasaran dan berkeadilan,” ungkapnya.

Menteri Bahlil menyebut Menkeu Purbaya salah baca data soal subsidi elpiji.

"Itu mungkin Menkeu-nya salah baca data itu. Biasalah, ya mungkin butuh penyesuaian," ujar Bahlil di Kantor BPH Migas, Jakarta, Kamis (2/10/2025). 

Meski begitu, menteri sekaligus Ketua Umum Partai Golkar itu, tidak menjelaskan berapa harga elpiji 3 kilogram tanpa disubsidi. 

Menurut Bahlil, Menkeu Purbaya belum diberi masukan oleh tim atau bawahannya di kementerian terkait.

"Jadi, saya kan sudah banyak ngomong tentang elpiji. Mungkin Menkeu-nya belum dikasih masukan oleh dirjennya dengan baik atau oleh timnya," tutur Bahlil. 

Sehari kemudian, Menkeu menegaskan, siap meninjau ulang soal harga asli gas LPG sebesar Rp 12.700 per tabung.

Hal tersebut, merespons ungkapan Bahlil yang menyebut ada salah baca data soal harga asli gas LPG.

Menurut Purbaya, perbedaan angka bisa terjadi karena perbedaan metode perhitungan. 

Meski demikian, ia menegaskan, secara substansi, tidak ada perbedaan yang signifikan.

"Saya sedang pelajari, kita pelajari lagi mungkin pak bahlil betul angkanya, akan kita lihat lagi seperti apa," tuturnya di Pendopo Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (3/10/2025).

"Yang jelas saya dapat angkanya dari hitungan staf saya nanti kita lihat dimana salah pengertian, tapi harusnya pada akhirnya nya angkanya sama, uangnya cuman itu-itu saja kan nanti kita jelasin seperti apa," lanjutnya.

Purbaya menyatakan, perbedaan interpretasi data bukan hal baru karena terkadang angka dari praktik maupun akuntansi bisa berbeda.

"Mungkin salah liat datanya beda, kan hitung-hitungan kadang-kadang kalau dari praktik dari akuntan kadang-kadang beda, tapi saya yakin pada akhirnya besarannya sama juga kok uangnya segitu-segitu aja," jelas Menteri Keuangan yang menjabat sejak 8 September 2025 itu.

Purbaya dan Bahlil soal Kilang

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved