Prabowo Ungkap Pengangguran Terendah Sejak 1998, Anies Dengar Sebaliknya: Jangan-jangan Presiden

Presiden Prabowo menyampaikan tingkat pengangguran terbuka terendah sejak krisis tahun 1998. Anies Baswedan malah dengar sebaliknya.

Dok. YouTube Setpres/Instagram Anies Baswedan
DATA PENGANGGURAN - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan tingkat pengangguran terbuka merupakan yang terendah sejak krisis tahun 1998. Calon Presiden pada Pilpres 2024, Anies Baswedan pun menanggapi pernyataan Prabowo Subianto. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan tingkat pengangguran terbuka merupakan yang terendah sejak krisis tahun 1998.

Prabowo menyebut tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun ke 4,67 persen dalam setahun pemerintahannya bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

Calon Presiden pada Pilpres 2024, Anies Baswedan pun menanggapi pernyataan Prabowo Subianto.

Ia mengunggah video melalui akun instagram pribadinya terkait angka pengangguran tersebut.

"Infonya tingkat pengangguran terbuka kita paling rendah sejak 1998? Tapi kenapa masih banyak berita soal PHK dan banyak yg gelisah soal lowongan dan lapangan kerja? Mungkin ini penjelasannya," tulis Anies Baswedan di caption instagram dikutip, Sabtu (25/10/2025).

Anies mengungkit pernyataan Prabowo Subianti yang menyebut angka pengangguran terendah sejak tahun 1998

"Bagus dong kalau gitu, tapi kenapa obrolan sehari-hari yang kedengeran malah sebaliknya, susah cari kerja, lowongan seret, PHK dimana-mana," katanya.

Anies mengakui tanggungjawab terbesar di pemerintah. 

Tetapi bila data yang ditampilkan hanya setengah maka akan membingungkan publik.

"Mau dukung ke mana atau jangan-jangan presiden juga tidak diberi data yang lengkap ya?" kata Anies tersenyum sambil menutup mulutnya dengan jari telunjuk.

Awalnya, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan bahwa persoalan pengangguran tidak bisa berhenti pada angka di lapangan.

"Ceritanya jauh lebih kompleks misalnya nih kalau kita mau lihat data lebih dalam lagi satu pengangguran absolut justru naik," kata Anies.

"Jadi persentasenya memang turun tapi jumlah orangnya nambah karena angkatan kerjanya membesar. Nah kita kejar-kejaran tuh disi tuh," sambung Anies.

Faktor kedua, kata Anies, kualitas kerja melemah. 

Dimana jumlah pekerjaan yang bersifat part time bertambah. 

Sementara, jumlah pekerjaan full time berkurang.

"Banyak yang dihitung itu disebut sebagai bukan pengangguran, padahal mereka itu kerja part time, dengan jam kerja dan penghasilan yang amat tidak layak," kata Anies.

Faktor ketiga, Anies menuturkan 60 persen masih pekerja informal.

Hal itu terkait upah cenderung rendah, tidak punya perlindungan sosial dan hukum yang cukup.

Fokus keempat, lanjut Anies, pengangguran anak muda tetap paling tinggi.

Padahal, kata Anies, anak muda paling semangat tetapi paling sulit masuk ke tempat kerja

"Nah terakhir, rata-rata upah kita naiknya tipis, presiden bilang inflasi kita ini 2,3 persen itu terendah di antara negara-negara G20," kata Anies.

"Masalahnya, upah kita naiknya cuman 1,8 persen jadi ya masih kalah sama inflasi apalagi inflasi makanannya malah justru makin tinggi," tutur Anies.

"Jadi pantas ya kalau banyak yang merasa apa yang ada di berita itu beda dengan apa yang ada di dompet, di pasar sepi, cicilan makin berat, grup chat alumni isinya cari info loker. Nah kita enggak usah takut lah lihat kenyataan dengan lengkap," sambung Anies.

Anies menuturkan publik bisa mendukung langkah pemerintah menciptakan lapangan kerja formal dan full time yang bermartabat bila data pengangguran dibuka dengan jujur dan lengkap.

Selain itu, Anies mengatakan, pekerja informal dapat naik kelas.

"Menyerap anak-anak muda dengan ekosistem usaha yang adil," katanya.

Pernyataan Prabowo

Presiden Prabowo Subianto mengatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun ke 4,67 persen.

Ia menyebut, angka itu merupakan yang terendah sejak krisis tahun 1998. 

"Tingkat pengangguran terbuka juga turun ke angka 4,67 persen ini adalah terendah sejak krisis 1998," kata Prabowo dikutip dari Kompas.com dalam pidatonya di sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025).

Kendati begitu, ia meminta jajarannya untuk tidak boleh puas, meski tingkat kemiskinan juga turun ke 8,47 persen dan menjadi yang terendah sepanjang sejarah. 

"Kita bersyukur dan berterima kasih, walaupun kita tidak boleh puas. Sekali lagi, kita tidak boleh puas karena 4,67 persen dari 287 juta orang itu angka yang cukup besar. Dan bagi mereka yang perlu pekerjaan segera, ini sesuatu yang harus kita pikirkan dengan saksama," ucap Prabowo. 

Ia memahami bahwa tingkat pengangguran itu masih sangat meresahkan bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan. 

"Kita paham bahwa tingkat pengangguran ini sangat meresahkan bagi mereka yang sangat butuh pekerjaan, kita paham. Karena itu, kita bekerja keras. Tetapi, ini masalah dunia, apalagi dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat terjadi disrupsi dalam produksi dan industri," ujar Prabowo.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved