Pengakuan Siswa yang Ditampar Guru di Subang: "Saya Sudah Minta Maaf, Tapi Masih Ditampar"

Kasus guru yang menampar siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Kabupaten Subang menyita perhatian publik.

Istimewa
PENGAKUAN SISWA - Siswa SMPN 2 Subang memberikan pengakuannya setelah ditampar oleh gurunya sendiri. (Istimewa). 
Fakta Singkat:
  • Siswa SMPN 2 Jalancagak, Subang, mengaku sudah meminta maaf
  • Siswa ditampar tiga kali di depan banyak murid
  • Kasus ini tengah diselidiki Dinas Pendidikan dan polisi

TRIBUNJAKARTA.COM - Kasus guru yang menampar siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Kabupaten Subang menyita perhatian publik.

Kini muncul pengakuan dari salah satu siswa yang menjadi korban tamparan guru bernama Rana Setiaputra.

Anak tersebut menjelaskan bahwa dirinya sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Namun, ia tetap mendapatkan hukuman fisik.

"Kesalahan abang pas hari Rabu, abang telat masuk lewat belakang pagar yang udah jadi, tapi abang udah ngakuin itu kesalahan."

"Cuman salah gurunya itu pas hari Senin, masalah udah selesai padahal guru udah nelpon orang tua, abang juga udah minta maaf," kata siswa itu pada Rabu (5/11/2025). 

Ditampar di Depan Murid Saat Upacara

Siswa tersebut menceritakan momen saat dirinya dipanggil dan ditampar sebanyak tiga kali di depan banyak murid setelah upacara bendera. 

"Ditampar 3 kali pertama pas udah selesai upacara. Banyak saksi. Digampar ada 8 orang. Yang pertama kelas 8, saya sama rio kasusnya gara-gara cuma loncat di hari Rabu. Yang sisanya itu ada yang bolos, ada yang kabur," katanya. 

Ia mengatakan tamparan pertama dan kedua mengenai pipi kanan. 

Sementara itu, tamparan ketiga mengenai pipi kiri.  

Aksi itu dilakukan di hadapan seluruh siswa yang duduk di lapangan sekolah setelah upacara selesai.

"Bagian kanan dua kali bagian kiri satu kali. Digampar itu pakai tangan kiri, abis itu udah dipanggil yang lainnya yang belum terpanggil," ujarnya.

Disaksikan Banyak Siswa

Menurut pengakuannya, kasus kekerasan fisik itu itu terjadi di depan umum dan disaksikan oleh ratusan siswa yang baru saja mengikuti upacara.

"Banyak, kalau ditampar itu selesai upacara kan selalu ada pengumuman nah abis upacara itu disuruh duduk semua murid tuh nah jadinya langsung deh, saya dan si Rio dipanggil yang manjat itu di depan dibarisin (lalu digampar)," katanya. 

Kasus Terus Bergulir

Kasus guru yang menampar siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang, masih terus menjadi perbincangan publik.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pun sampai turun tangan. 

Namun, Waketum PSI, Ronald Aristone Sinaga atau Bro Ron memberikan reaksi keras terhadap sikap Dedi Mulyadi. 

Bro Ron menilai pernyataan Dedi Mulyadi yang menganggap tindakan guru tersebut sebagai bentuk kedisiplinan justru berpotensi menormalisasi kekerasan di lingkungan sekolah.

"Harus keras tidak juga nampoel, Pak. Jangan ngawur lah!" ujar Bro Ron menanggapi pernyataan Dedi Mulyadi, Rabu (5/11/2025).

Berita terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved