Fakta-fakta The Family Cyber Muslim Army, Penyebar Isu PKI dan Mirip Saracen
Tak sekedar isu diskriminasi SARA, kelompok The Family Muslim Cyber Army (MCA) juga menyebarkan soal hoax penganiayaan ulama dan PKI.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama | Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama
Mirip Saracen.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Mohammad Iqbal mengakui bahwa secara karakteristik, MCA menyerupai Saracen.
Iqbal menjelaskan mereka menyebarkan ujaran kebencian dan konten berbau SARA.
Hal yang membedakan MCA juga menyebarkan konten berisi virus kepada pihak tertentu yang bisa merusak perangkat si penerima.
"Ada beberapa karakteristik yang agak mirip, tetapi ini berbeda," ujar Iqbal di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Namun, Iqbal belum mau mengungkap karakteristik apa yang dimaksud, termasuk menjelaskan motif para pelaku menyebarkan ujaran kebencian dan konten SARA.
Sementara motif kejahatan Saracen untuk kepentingan ekonomi.
Banyak Grup Sejenis MCA
Dalam grup MCA tersebut, ternyata masih ada beberapa grup lagi yang bisa dirunut dan memiliki spesifikasi.
"Muslim Cyber Army terdiri dari beberapa grup yang dinamakan MCA United. Grup tersebut terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung. Isinya mencapai ratusan ribu member," ujar Fadil.
Grup itu, jelas Fadil, menampung konten berupa berita, video, serta foto yang akan disebarluaskan melalui media sosial MCA.
Grup selanjutnya adalah sebuah grup inti eksklusif. Grup ini memiliki syarat dimana anggotanya harus menguasai teknologi serta memiliki kesamaan visi dan misi dengan MCA.
Untuk masuk ke dalamnya dilakukan seleksi dan dibaiat. "Menurut pengakuan tersangka, mereka harus dibaiat untuk masuk ke grup inti," imbuh Fadil.
Ada pula grup bernama Sniper MCA. Grup ini beranggotakan 177 orang, dimana tugas grup ini adalah mereport dan menyebarkan virus ke akun-akun yang dianggap sebagai lawan mereka.
"Lima tersangka yang ditangkap ini merupakan admin Sniper MCA," sambungnya lagi.