Fakta-fakta Pembangunan RPTRA Dihentikan, Terakhir di 2018 dan Dilarang Pakai APBD
Agustino menyebut RPTRA kini sudah berada 290 lokasi dari rencana target sebanyak 267 titik.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama | Editor: Adiatmaputra Fajar Pratama
"Makanya waktu coffe morning (Jumat, 2/3/2018) ditegaskan bahwa jangan meng-grounded ide yang bagus, jangan karena itu ide pemerintahan yang lama jadi kita grounded. Justru ide yang bagus itu harus kita kembangkan tingkatkan lanjutkan, karena kalau kebijakan yang bagus tidak dilanjutkan berarti sama dengan menghambat pembangunan. Sementara kita harus sudah punya cerminan sebagai kota metropolitan," jelasnya.
Sepakat dengan Sandiaga, Sekretaris Komisi D DPRD DKI Jakarta, Pandapotan Sinaga juga ingin pembangunan RPTRA tetap ada untuk memberikan ruang tebuka yang lebih banyak untuk Jakarta.
"Karena kita ini kan sudah kewalahan tempat bermain. Makanya yang bisa fasilitasi ya Pemprov," ujar Pandapotan di Gedung DPRD, Jakarta,.
Pandapotan pun menanggapi bahwa banyak daerah-daerah di Jakarta yang masih membutuhkan RPTRA dan meminta untuk pembangunan RPTRA.
"Mestinya diterusin ya, jika diperlukan sama warga, nanti saya akan cek teknisnya. Tapi kebijakan kita sama pak Anies, bahwa ruang terbuka ramah anak ini sangat-sangat diperlukan oleh warga masyarakat, jadi nanti kita coba lihat kalau tahun ini (2018) misalnya sudah selesai programnya, nanti kita lihat pengembangan yang lain untuk memastikan adanya ruang terbuka yang diperlukan masyarakat ramah anak," ungkap Sandi, beberapa waktu lalu.
Kerja Keras Ahok
Sebelumnya mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok sudah membahas lebih dulu bahwa RPTRA memang lebih baik pakai dana swasta.
Hal itu dikatakan Ahok lantaran APBD dahulu banyak dialokasikan untuk belanja hal-hal yang tidak prioritas.
"Saya meminta CSR (untuk pembangunan RPTRA), karena susah dapat APBD-nya. Lebih gampang beli UPS, meja pingpong, e-SMS-lah, aduh saya capek berantemnya," kata pria yang akrab disapa Ahok itu, saat menyampaikan sambutan dalam peresmian RPTRA Baung, Kebagusan, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2017).
Baca: Orang Utan Bandung Zoo Masih Sehat Setelah Ketahuan Merokok
Bahkan Ahok berupaya merayu perusahaan swasta untuk memberi program CSR ke Pemprov DKI.
Caranya Ahok memberi kompensasi perusahaan swasta menempelkan produk mereka di barang yang disumbangkan itu, termasuk RPTRA.
"Kalau Nestlé mau sumbang bus tingkat atau RPTRA lagi, saya minum susu Bear Brand atau pakai kaos Nestlé terus mau saya. Kayak pas dulu cat Kota Tua, saya pakai kaos dan mereka sumbang bus tingkat," kata Ahok lalu tertawa.
Baca: Massa Pendukung Korban Ijazah Palsu Ini Tuntut Penjarakan Mafia Pendidikan
Ketika Ahok membicarakan ini, sudah terdapat 187 RPTRA yang selesai dibangun oleh CSR perusahaan swasta.
Sementara itu Pemprov DKI Jakarta baru hendak membangun 100 RPTRA menggunakan APBD pada tahun 2017.
Di Maret 2018 ini program RPTRA Ahok benar-benar dilenyapkan karena tak lagi dianggarkan dalam APBD sesuai perkataan Kadis Perumahan, Agustino.