Usai Lapas Sukamiskin Disidak, Akil Mochtar Curhat: Siapa Bilang Korupsi Itu Kejahatan Luar Biasa?
Akil Mochtar dan penghuni Lapas Sukamiskin lainnya menyampaikan curhatan seusai sidak tim gabungan Lapas Sukamiskin dan Kemenkum HAM pekan lalu.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang kini menjadi narapidana korupsi, Akil Mochtar curhat terkait sidak yang dilakukan oleh tim gabungan Lapas Sukamiskin dan Kementerian Hukum dan HAM pekan lalu.
Sesi curhat Akil Mochtar dan kawan-kawan itu dilakukan saat rombongan anggota DPR yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyambangi Lapas Sukamiskin pada Sabtu (27/8/2018).
Dilansir dari Narasi.tv, Rabu (1/8/2018) curhat Akil Mochtar dan kawan-kawan diungkapkan lantaran mereka merasa keberatan dengan peralatan 'mewahnya' diambil paksa setelah sebelumnya sudah mendapat izin dari petugas Lapas Sukamiskin.
Akil Mochtar menyebut dirinya dan beberapa penghuni Lapas Sukamiskin merupakan manusia yang dulunya juga pernah mengabdi pada bangsa.
"Tolong sampaikan pesan kemanusiaan, bahwa kami ini di sini manusia. Yang juga pernah mengabdi kepada bangsa, walaupun sekarang kita sudah jatuh di lumpur ini, kotoran," jelas Akil Mochtar.
Ia pun mempertanyakan kelayakan sel tempat ia dan beberapa narapidana tinggal.
"Kita nggak butuh penghargaan, tetapi di kamar yang seperti ini jika kita benahi dengan ukuran-ukuran yang menurut ukuran kemanusiaan layak, mengapa tidak boleh?" tanya Akil Mochtar.
Ia bahkan meminta KPK untuk berhenti mengurusi kasus narapidana korupsi.
"KPK berhentilah, urusan sidang sudah, sampai di sini lo nggak usah ikut campur deh. Ini urusan institusi lain," jelas pria yang divonis penjara seumur hidup ini.
"Tetapi tolong berikan pembinaan kepada kami. Kita ini tidak dapat remisi pak, yang telah saya kaji tidak bisa, tidak dapat remisi. Itu kan hak narapidana," sambung Akil Mochtar.
• Sidak Seperti Kunjungan, Najwa Shihab Beberkan Behind The Scenes Temuan Baru Lapas Sukamiskin
Dengan lantang ia bertanya siapa yang mengatakan bahwa kasus korupsi merupakan kejahatan luar biasa.
"Siapa yang bilang korupsi itu kejahatan luar biasa? Siapa yang bilang?" tanya Akil Mochtar sambil menunjuk awak media.
Lebih lanjut ia menyebut semua itu adalah kebohongan.
"Bohong itu semua, jangan hanya karena bahasa media 'korupsi itu kejahatan luar biasa', apanya yang luar biasa? Di mana? Memangnya kita nggak sekolah? Memangnya kita bodoh?" tanya Akil Mochtar.
Menurutnya, kejahatan luar biasa itu hanya pelanggaran HAM berat.
