G30S PKI

Kisah Putra Ahmad Yani Lihat Langsung Ayahnya Dijemput, Ditembak Lalu Diseret Pasukan Tjakrabirawa

Eddy bercerita kepada para pengunjung Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani.

Youtube/ Wikipedia
Jenderal Ahmad Yani 

"Lalu saya bangunkan bapak, pada saat saya bangunkan bapak lagi tidur menyamping. 'Pak..pak.. ada Tjakrabirawa meminta bapak untuk segera ke Istana bertemu dengan Presiden."

"Bapak sempat melontarkan kata-kata mengunakan bahasa Jawa 'Ono opo toh isuk-isuk Tjakrabirawa' gitu."

"Bapak lalu keluar ke depan pintu, saya nunggu di lorong sini (pintu masuk samping) sama mbok Milah disamping mesin jahit. Lalu bapak keluar dialog disini (didepan pintu), yang mengadapi bapak sekitar 5 orang Tjakrabirawa karena yang lain (menyisir rumah). Sempat berdialog 'mereka (pasukan Tjakrabirawa) baru tahu kali ya karena masing-masing hanya dikasih foto Ahmad Yani, karena mereka tidak banyak tahu bapak."

''Bapak dipanggil Presiden segera', bapak hanya bilang 'nanti saya akan menghadap Pak Presiden jam 08.00', 'tidak bisa pak, sekarang juga."

"Karena kasarnya itu, 'kamu itu prajurit tahu apa?', saat itu juga dipukul sama bapak. 'Saya mau mandi dulu, kata Bapak. Terus bapak tutup pintu. Habis tutup pintu, jalan berapa langkah yang bagian belakang yang dipukul itu langung menembak bapak," cerita pria berkaca mata tersebut.

Eddy juga cempat mengungkapkan bahwa dirinya sempat tidak mau bercerita kepada banyak orang soal peristiwa berdarah tersebut.

Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI Ahmad Yani

Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI Ahmad Yani
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI Ahmad Yani (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Disudut Jalan Lembang No.58 terlihat sebuah patung berdiri gagah seorang jenderal.

Dibawah patung tersebut, tampak sebuah tulisan tulisan Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI Ahmad Yani.

Memang tempat ini adalah tempat tinggal pribadi dari Jenderal Ahmad Yani beserta keluarga.

Dirumah ini pula menjadi saksi bisu peristiwa berdarah dan penembakan sang Jenderal Ahmad Yani pada 1 Oktober 1965.

Mulanya, Awak Tribunnews memasuki rumah yang kini telah menjadi Museum dibawah naungan naungan Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarhad).

Untuk masuk kedalam museum, pengunjung harus mencopot alas kaki terlebih dahulu. Melalui pintu samping, Tribunnews mencoba masuk dan langsung melihat berbagai foto semasa Jenderal Ahmad Yani masih hidup.

Selain foto-foto tersebut, terdapat pula foto-foto agedan dalam cuplikan film “Pengkhianatan G30S/PKI” serta foto-foto peristiwa lubang buaya.

"Disini Mbok Milah, ikut serta main film itu. Dia salah satu pembantu yang ada di rumah Pak Yani saat awal pasukan Tjakrabirawa masuk kerumah," ucap pemandu museum, Apror mengawali cerita sambil menunjuk sebuah foto.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved