Gempa di Donggala

Gempa Bumi di Donggala dan Palu, Sudjiwo Tedjo: Yang Tertimpa Musibah Belum Tentu Celaka

Sudjiwo Tedjo memberikan pemahamannya terkait makna musibah, mengingat gempa baru saja mengguncang Donggala dengan kekuatan 7,4 SR dan tsunami di Palu

Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Muhammad Zulfikar
YouTube Trans 7 Official
Sudjiwo Tedjo di acara Mata Najwa pada Rabu (8/8/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo mengungkapkan makna musibah terkait peristiwa gempa bumi dan tsunami di Donggala dan Palu, Jumat (29/9/2018).

Hal itu Sudjiwo Tedjo ungkapkan melalui akun Twitternya, @sudjiwotedjo, Senin (1/10/2018).

Sudjiwo Tedjo menyebut, orang yang tertimpa musibah belum tentu orang yang celaka.

Sebab, seperti yang dikatakan Kyai Imron Djamil kepadanya beberapa bulan lalu, makna "musibah" seperti anak panah atau kehendak yang tepat menancap di pusat sasaran atau takdir.

Ia memberi contoh, mungkin saja dirinya yang justru celaka walau tampak selamat.

"Yang tertimpa musibah belum tentu yang celaka. Makna 'musibah' sendiri--seperti dawuh Kyai Imron Djamil ketika aku sowan ke Jombang bulan lalu - akar-batin-katanya laksana anak panah (kehendak) yg tepat menancap di pusat sasaran (takdir). Mungkin aku yg justru celaka walau tampak selamat," tulisnya.

Lebih lanjut, iapun memberikan pesan kepada orang-orang yang ingin memberikan bantuan kepada korban gempa.

Ia menjelaskan agar bantuan yang akan diberikan baiknya diniatkan bukan bantuan dari yang selamat, namun bantuan yang tampak selamat, agar orang itu terentas dari celaka.

"Dengan demikian, bantuan kita kepada yang kena musibah baiknya diniatkan bukan bantuan dari yang selamat, tapi bantuan dari yang tampak selamat (celaka) agar kita terentas dari celaka kita. Demikian kesimpulan secara #Math-ku," tambahnya.

Cuitan Sudjiwo Tedjo itupun mendapatkan banyak respon dari warganet, lebih dari 490 retweets dan 700 likes.

Ungkap Hal Mulia di Pilpres 2019, Sindiran Sudjiwo: Sudah Terlalu Lama Bangsa Ini Munafik

Soroti Sikap Politik Alissa Wahid dan Yenny Wahid, Sudjiwo Tedjo: Gus Dur Selalu Bikin Repot

Sebut Prabowo Subianto Gampang Dikalahkan, Sudjiwo Tedjo Ungkap Caranya

Sementara itu, kini kondisi lapangan di Donggala dan Palu terus mengalami perkembangan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut sebanyak 844 orang meninggal dunia usai digoncang gempa berkekuatan 7,4 SR dan tsunami pada Jumat (28/9/2018) lalu di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.

Update perkembangan itu ia sampaikan pada Senin (1/10/2018) pukul 13.00 WIB.

"Korban meninggal dunia disebabkan oleh tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa dan akibat tsunami," jelas Sutopo dalam keterangan tertulis, Senin (1/10/2018).

Korban meninggal yang sudah teridentifikasi akan dimakamkan secara layak.

"Identifikasi melalui DVI, face recognition dan sidik jari. Data korban di DVI Polda Palu," terangnya.

Sementara itu, hingga kini dilaporkan sebanyak 90 orang masih hilang.

Sedangkan korban luka berat mencapai 632, kini sedang dirawat di beberapa rumah sakit.

Sutopo menambahkan, saat ini jumlah pengungsi tercatat mencapai 48.025 orang yang tersebar di 103 titik.

 Pengungsi di Perbukitan Donggala Makan Pisang, Ubi, dan Pepaya Pascagempa

 Kemenlu Sebut Indonesia Bakal Seleksi Bantuan Internasional

 Gempa dan Tsunami di Palu-Donggala, Mendagri: Partai Politik Kalau Mau Kampanye, ya Bantu Sembako

Kondisi pengungsi dan lapangan

Sutopo menjelaskan, pada pagi ini, Senin (1/10/2018) masyarakat Palu berdesakkan untuk mendapatkan bantuan di Markas Korem 132, Tadulako, Palu.

"Pengungsi masih membutuhkan banyak tenda untuk keperluan pengungsian," teranganya.

Sedangkan untuk akses jalan, Sutopo menjelaskan masih banyak yang rusak, sehingga saat mengirim alat berat dari luar Palu agak sedikit terhambat.

Sutopo menambahkan, untuk kebutuhan air bersih masih sangat sulit didapatkan warga.

Hal itu disebabkan adanya kebocoran pipa dan air tumpah di beberapa titik.

Beberapa warga justru mengambil kesempatan dengan menjual air bersih.

"Banyak yang memanfaatkan situasi hingga ada yang jual air 100 ribu rupiah per galon," ujarnya.

Sementara itu, terkait isu penjarahan, Sutopo menjelaskan Polri sudah mencegah kejadian itu lagi.

"Pasukan TNI akan datang lagi 1.300 orang dan Polri sekitar 1.000 orang dari beberapa Polda dan Mabes," tambahnya.

Berikut kebutuhan mendesak para pengungsi yang dilampirkan oleh Sutopo:

1. BBM, solar, premium

2. Air minum, Air bersih, dan tangki air

3. Rumah sakit lapangan
• Obat-obatan: bethadin, alkohol pembersih luka, P3K, obat batuk,
obat paracetamol.
• Kantong mayat
• Kain kafan
• Ambulans darurat
• Tandu
• Alat bantu disabilitas: Kursi roda & kreuk
• Tenaga medis

4. Tenda pengungsi, Terpal, Selimut, Veltbed, alat penerangan, genset.

5. Perlengkapan sekolah: seragam, alat tulis, sepatu, kaos kaki

6. Pakaian: Balita, anak sekolah, dewasa, sarung

7. Makanan: mie cup, biskuit, roti kering, susu, abon, kornet, dendeng,
minyak goreng, bumbu dapur, kopi susu, gula, makanan bayi dan anak.8. Alat makan

8. Alat mandi

9. Perlengkapan salat (TribunJakarta.com Erlina Fury Santika/BNPB)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved