Pilpres 2019
Sempat Kontoversial Tempe Setipis Kartu ATM ala Sandiaga, Gerindra: Itu Kiasan Biar Mudah Dipahami
Jubir Prabowo-Sandiaga Uno mengatakan tempe setipis kartu ATM merupakan metafora semata. Hal itu merupakan kritik untuk pemerintah.
Penulis: Erlina Fury Santika | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM - Calon wakil presiden nomor urut 2 Sandiaga Uno sempat mengeluarkan pernyataan tempe yang setipis kartu ATM.
Pernyataan Sandiaga Uno disampaikan pada medio September 2018, menyusul nilai tukar rupiah yang tembus Rp 15 ribu per dollar AS.
Pernyataan Sandiaga Uno itu sempat menuai reaksi dari banyak kalangan.
Dalam tayangan Kompas Petang Saling Klaim Paling Merakyat Antara 2 Paslon Pilpres yang dipandu Aiman di Kompas TV pada Selasa (16/10/2018) malam, pernyataan tersebut kembali diangkat.
Dalam acara itu turut hadir politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu dan Jubir Prabowo-Sandiaga Uno Ferry Juliantono.
Adian Napitupulu menyindir calon pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merupakan calon yang berasal dari kalangan atas atau orang kaya.
Ia pun menyebut pihak Prabowo-Sandiaga Uno tak paham atas tempe setipis kartu ATM yang pernah disebut cawapres nomor urut 2 tersebut.
"Makanya dia tidak bisa membedakan antara kartu ATM dan tempe. Itu contoh kecil kan," ujar Adian dikutip TribunJakarta.com dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu (17/10/2018).
"Bagaimana, dia bisa enggak ngurus tempe? Kayaknya belum pernah tuh. Makanya dia bandingkan tempe setipis kartu ATM. Ini kan contoh yang tidak masuk di akal," sambung Adian.
Ferry Juliantono memberi tanggapan bahwa Sandiaga Uno sebenarnya sudah akrab dengan ranah pasar.
Sebab pengusaha sekaligus politikus Gerindra itu menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar.
• Sosok Inspiratif, Sutopo Purwo Nugroho Raih Anugerah Tokoh Teladan Anti Hoax Indonesia
• Dahnil Anzar dan Nanik S Deyang Diperiksa Polisi, Sandiaga Akan Tambah Juru Bicara
• Zulkifli Hasan dan Sandiaga Uno Bicara Persatuan Ummat dengan Kiai dan Ulama di Jawa Barat
"Ini yang orang nggak mengerti. Mas Adian juga. Pak Sandiaga Uno itu Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar, sudah lima tahun," ujar Ferry.
Ferry menambahkan, pihaknya mengeluarkan pernyataan tersebut karena mahalnya harga impor kedelai yang disusul nilai tukar rupiah terhadap dollar yang melambung.
Sehingga, penyebutan tempe setipis kartu ATM itu adalah metafora semata, atau bukan arti sebenarnya.
"Tempe yang dimaksud dan disampaikan oleh Pak Sandi kemarin adalah ketika masalah impor kedelai dengan nilai tukar rupiah yang sekarang jatuh dengan bahasa yang sangat sederhana."
"Tempe tipis itu menggambarkan bahwa biaya produksi di kalangan pengusaha-pengusaha tempe sekarang terasa berat karena memang bahan bakunya saja impor," jelasnya
"Jadi bukan tempenya yang setipis kartu ATM?" tanya Aiman memastikan.
"Ya itu metafora. Gambaran," jawab Ferry.
Ferry menjelaskan, makna kiasan tersebut digunakan ketika pihaknya sedang mengadakan wawancara singkat dengan awak media.
Dalam waktu yang terbatas itulah, lanjutnya, pihaknya kerap menggunakan istilah yang disederhanakan agar publik bisa lebih paham.
"Karena kadang-kadang ketika kita doorstop, menyampaikan soal-soal yang berat menjadi ringan."
"Kita membahasakan sesuatu yang penting dan konsepsional kepada khalayak dan ada keterbatasan waktu, itu dengan menggunakan asosiasi-asosiasi" sambungnya.
Aiman menyebut beberapa pernyataan Sandiaga Uno yang sempat menuai respon dari banyak pihak.
"Ya karena tempe setipis kartu ATM dicari-cari nggak ketemu juga tuh,"
"Nasi ayam di Singapura Rp 35 ribu di Indonesia Rp 50 ribu. Padahal di Palmerah masih banyak yang Rp 15 ribu," jelasnya.
Sang pembawa acara pun menanyakan pertanggungjawaban atas pernyataan kiasan tersebut.
"Tapi lebih ringan punya konteks yang benar, bukan yang salah. Kalau misalnya nasi ayam yang salah kemudian tempe (setipis kartu ATM) tidak ditemukan, di mana pertanggungjawabannnya?" tanya Aiman.
Ferry pun memberi penjelasan bahwa makna 'setipis kartu ATM' karena volume atau ukuran tempe yang dikecilkan oleh para pengusaha tempe itu sendiri.
"Pertanggung jawabannya bisa dijelaskan bahwa kedelai yang kita bahan baku tempe itu impor, dengan nilai tukar rupiah yang seperti sekarang, menjadi beban. Dan itu banyak mempengaruhi dan berdampak pada pengusaha pengrain tahu tempe di Indonesia," jelasnya.
"Dan oleh karena itu, mereka sering kali mengurangi biaya produksinya dengan memperkecil volume atau ukuran dari tempe tersebut," tuturnya.
• TERPOPULER: Kapok Ikuti Prabowo Jadi Oposan, La Nyalla Dukung Jokowi Dua Periode
• Kata Djarot, Ahok Dukung Jokowi-Maruf di Pilpres 2019
• Prabowo Ungkap Ekonomi Kebodohan Lebih Parah dari Neolib, Gamal Albinsaid: Datanya Kredibel
Diberitakan sebelumnya, Sandiaga Uno sempat menyindir pemerintah dengan mengeluarkan analogi tempe setipis kartu ATM.
"Kita sangat khawatir, prihatin dengan keadaan ekonomi dan kita ingin menyuarakan aspirasi rakyat. Tempe katanya sekarang sudah dikecilkan dan tipisnya udah hampir sama dengan kartu ATM," tutur Sandiaga dilansir dari berbagai sumber.
Untuk itu, Sandiaga menerangkan, pihak koalisi Prabowo-Sandi tidak ingin terdiskoneksi dengan apa yang rakyat inginkan dan ingin menyuarakan aspirasi masyarakat terkait keadaan ekonomi.
Pengusaha itu menegaskan, koalisi Prabowo-Sandi ingin fokus membahas dan bersatu dengan rakyat guna memperkuat ekonomi Indonesia.
Jubir Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Faldo Madini pun sempat mempertegas pernyataan Sandiaga Uno beberapa waktu lalu.
Faldo menegaskan, beberapa pernyataan Sandiaga yang sempat menjadi viral di media sosial merupakan strategi untuk memancing masyarakat agar mengetahui isu terkini, seperti isu mengenai tempe setipis ATM tersebut.
"Yang lebih menarik bagi kami yakni voters rasional. Makanya dari kemarin Bang Sandi selalu memberi pancingan hal menarik agar isu ini ditangkap, misalnya tentang nasi ayam, tempe dan pete. Kemudian, tim jubir serta tim konten masuk dengan rasionalisasinya," ungkapnya.
Bahkan, isu itu ditanggapi oleh kubu Jokowi dengan menyoroti kebenaran tidaknya ukuran pangan tersebut.
Padahal, Faldo menyatakan, isu tersebut sekadar pancingan untuk mengkritik terkait swasembada pangan.
Follow Juga:
"Itu adalah kritik kami terhadap swasembada pangan, ini memang strateginya karena melakukan eksprimen kampanye, kita butuh pemancingnya dan Bang Sandi menjalani perannya dengan sangat luar biasa," ucapnya dikutip dari acara Sapa Indonesia Pagi, Selasa (16/9/2018).
Kata Menteri Perdagangan
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengunjungi pengrajin tempe dan tahu di Kopti Semanan, Kalideres, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.
Enggar berkesempatan melakukan sesi tanya jawab sambil mendengar keluh kesah para pengrajin tempe di Semanan.
Ia mengakui harga kedelai dari importir tidak mahal, namun begitu turun sampai ke tangan pengrajin harganya naik.
Suparman menambahkan, jika kenaikan harga itu terus terjadi dan tidak bisa ditekan bukan tidak mungkin perkataan tempe setipis kartu ATM bisa terjadi.

"Memang betul tempe belum setipis kartu ATM tapi andai ada kenaikan itu bukan tidak mungkin akan seperti itu," ujar Suparman kepada Enggar pada Rabu (19/9/2018).
"Kalau bisa diteken lebih murah lagi mudah-mudahan itu akan menjadi semangat para pengrajin tempe yang ada di Jakarta ini," pinta Suparman.
Menurut dia harga kedelai juga bisa berpengaruh terhadap kualitas tempe yang diproduksi.
Mendengar hal itu, Enggar kemudian meninjau ke beberapa rumah yang memproduksi tahu dan tempe.
Ia mengatakan, jika tempe yang dihasilkan tidak sampai setipis kartu ATM seperti disamapikan bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno beberapa waktu lalu.
"Enggak ada, besar-besar tempenya tahunya tebal-tebal dan harga kedelai tidak naik dan bahkan turun Rp 50 rupiah," ungkap politikus Partai NasDem ini.
"Segede ini (tempenya) lebih gede dari bata," tambah Enggar sambil memegangi tempe dan tahu di tangannya.
Video bisa disaksikan di sini: