Pemilu 2019
Suka Duka Petugas PPK di Pemilu 2019, Kurang Tidur, Tak Pulang ke Rumah Hingga Jarang Mandi
Cerita Panitia Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Matraman, Jakarta Timur, Eko Yuwanto yang harus membawa perlengkapan baju untuk 3 hari selama Pemilu
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Erik Sinaga
"Beban tanggung jawabnya lebih besar. Kita juga dituntut meminimalisir kesalahan. Ini jauh lebih rumit," ucap Rizki.
Di samping tanggung jawab pekerjaan, honor yang relatif kecil juga menjadi tantangan bagi seorang petugas PPK.
Anggota PPK mendapatkan honor Rp 1,65 juta per bulan, sementara Ketua PPK menerima 1,85 juta.
Rizki mengaku jika sang istri sempat mempertanyakan tentang keputusannya yang bersedia menjadi anggota PPK.
Apalagi, ia seringkali pulang larut malam dan begadang akibat menumpuknya pekerjaan.
"Karena saya jelaskan, akhirnya paham. Sama kan seperti TNI/Polri kalau lagi tugas di daerah, keluarga pasti ditinggal," tutur dia.
Di tengah kesibukannya menjadi anggota PPK, Rizki mengaku masih mengambil pekerjaan di bidang hukum.
Saat ini, ia dan enam rekan seprofesinya memiliki kantor di bilangan SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Tidak Pulang ke Rumah
Cerita Panitia Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Matraman, Jakarta Timur, Eko Yuwanto yang harus membawa perlengkapan baju untuk 3 hari selama Pemilu 2019.
Gudang logistik Pemilu 2019 untuk 7 kelurahan di Kecamatan Matraman, Jakarta Timur berada di GOR Kecamatan Matraman, Jalan Balai Rakyat, Jakarta Timur.
Eko, salah satu PPK Matraman mengaku sudah jarang pulang ketika logistik didistribusikan di tingkat kecamatan. Dirinya bahkan harus membawa perlengkapan pakaian untuk 3 hari di dalam tas gembloknya.
"Selama ini saya memang jarang pulang. Saya selalu bawa perlengkapan baju untuk 3 hari. Saya lebih sering mandi di GOR itu pun ketika pagi dan malam hari. Kalau persediaan baju sudah habis ya saya pulang sebentar, kemudian balik lagi ke GOR," jelasnya pada TribunJakarta.com, Kamis (18/4/2019).
Lebih lanjut, Eko menjelaskan puncak kelelahannya dimulai dari H-1 sampai H+1 Pemilu, yakni tanggal 16-18 April.
Namun baginya lelah tersebut tersebut menjadi menyenangkan ketika dirinya mengingat bahwa ikut andil dalam Pemilu tahun 2019.
"Dari H-14 Pemilu itu sudah lelah. Kurang tidur dan jarang pulang itu pasti. Tapi mulai dari tanggal 16-18 April ini, lelahnya paling terasa. Mulai dari pendistribusian ke PPS sampai menunggu pihak TPS mengembalikan logistik itu lelahnya luar biasa. Seperti contoh hari ini saja saya baru tidur di atas jam 10.00 WIB karena satu TPS baru menyerahkan logistik pukul 10.00 WIB," tambahnya.
