Tak Dapat Bantuan Perbaikan Rumah, Warga Balekambang Korban Banjir Ciliwung Masih Mengungsi
Wacana perbaikan rumah warga Kelurahan Balekambang korban banjir luapan Sungai Ciliwung hingga kini belum terealisasi.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Selain perbaikan rumah warga yang rusak, Mintarsih menyebut yang jadi fokus adalah mencegah warganya terjangkit penyakit.
"Dari Puskesmas sudah memberikan karbolisasi untuk membunuh kuman. Kalau penyemprotan karbolisasi belum, rencananya hari Jumat," tuturnya.
Warga Balekambang yang kerusakan rumahnya paling parah yakni kediaman pasangan Husaini (50) dan Irda Yunita (34) karena berjarak hanya sekitar lima meter dari Sungai Ciliwung.
Tak hanya karena atap rumahnya hanyut, tembok ruang keluarga dan jendela depan hancur diamuk banjir pada Jumat (26/4/2019) dini hari saat mereka berada di pengungsian.
"Dikasih tahu sama tetangga, katanya atap rumah saya hanyut. Tapi saya enggak langsung cek, karena waktu itu air memang sedang tinggi-tingginya. Pas dicek ternyata enggak cuman atap rumah yang rusak," kata Husaini.
Pun huniannya rusak berat, Irda mengaku tak terlalu kaget saat mengetahui rumahnya hancur karena dua kejadiannya serupa pernah dialami keluarganya.
Namun dia tetap bersedih karena hancurnya tembok bagian ruang keluarga membuat terpaaan angin langsung menyapa anggota keluarganya.
"Waktu 2013 dan 2018 juga hancur, yang paling parah tahun 2013. Tembok ruang keluarga seluruhnya hancur, kalau yang sekarang hanya sebagian. Ini lubangnya ditutup pakai kasur biar angin enggak masuk semua," ucap Irda.
Lurah Balekambang Sebut Banjir Terburuk
Mintarsih menyebut banjir yang melanda wilayah RW 05 sejak Jumat (26/4/2019) pagi lalu merupakan yang terparah selama dua tahun menjabat sebagai Lurah Balekambang.
Tak hanya karena ketinggian air yang nyaris mencapai tiga meter dan baru sepenuhnya surut pada Minggu (28/4/2019), Mintarsih menuturkan lumpur yang terbawa arus terbilang tinggi.
"Saya sudah dua tahun menjabat sebagai Lurah di Balekambang, banjir sekarang paling parah. Lumpurnya banyak, ketinggian air juga tinggi," kata Mintarsih di Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (30/4/2019).
Akibat banjir Jumat lalu, Mintarsih menuturkan sebanyak 252 warga dari RW 05 yang permukimanya terletak dekat Sungai Ciliwung terpaksa mengungsi.
Tak sampai di situ, banjir juga membuat sedikitnya tiga rumah warga di RW 05 rusak parah sementara sejumlah rumah lainnya mengalami kerusakan kecil.
"Untuk berapa rumah yang rusak masih didata, sekarang belum ada bantuan perbaikan rumah. Tapi nanti diajukan ke Baziz (Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh) untuk mendapat bantuan bedah rumah," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/rumah-warga-balekambang-yang-rusak-diterjang-banjir-luapan-sungai-ciliwung-1.jpg)