Demo di Jakarta
Jenazah Juru Parkir yang Tewas Saat Demo Keluarkan Darah: Ibu Tidak Terima, Bingung Soal Ekonomi
Saat pemakaman, mayat Maulana mengeluarkan darah dari hidung dan kuping. Keluarga tidak percaya keterangan polisi yang mengatakan itu disebabkan asma
Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Maulana Suryadi (23), seorang juru parkir di Pasar Tanah Abang tewas seusai demonstrasi pelajar di Gedung DPR RI beberapa waktu lalu. Pascakematiannya justru menimbulkan polemik. Keluarganya menduga Maulana meninggal secara tidak wajar.
Muasalnya, saat pemakaman, mayat Maulana mengeluarkan darah dari hidung dan kuping. Keluarga tidak percaya keterangan polisi yang mengatakan itu disebabkan sakit asma yang dideritanya.
Simak rangkuman TribunJakarta:
Ibu: Dunia Akhirat Saya Gak Terima
Rabu (25/9/2019) malam, kericuhan pecah di jembatan layang Slipi Jakarta Barat.
Itu adalah buntut dari demonstrasi massa pelajar yang menolak RKUHP dan UU KPK di DPR RI.
Polisi kemudian menangkap beberapa orang yang dianggap sebagai perusuh.
Maulana Suryadi (23), warga Kebayoran Lama, termasuk satu di antara yang ditangkap pada malam itu.
Namun, sehari pascapenangkapan, pria yang biasa disapa Yadi itu dinyatakan meninggal dunia.
Ia diduga tewas lantaran sesak napas setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan Polisi.
Sang ibu, Maspupah (50), sangat terkejut mendengar kematian anaknya.
Ia mengetahui Yadi meninggal ketika delapan orang Polisi mendatangi rumahnya di Jalan Abdullah, Cidodol, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (26/9/2019) malam.
"Polisi bilang, 'Maulana sudah nggak ada, sabar ya bu'. Saya kaget, nangis. Anak saya berangkat masih sehat," kata Maspupah saat ditemui seusai pengajian tujuh hari meninggalnya Yadi di kediamannya, Kamis (3/10/2019) malam.
Tak lama kemudian, Polisi mengajaknya melihat jenazah Yadi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ia merasa tidak ada yang aneh ketika melihat jenazah putra sulungnya itu di RS Polri.