Demo di Jakarta

Jenazah Juru Parkir yang Tewas Saat Demo Keluarkan Darah: Ibu Tidak Terima, Bingung Soal Ekonomi

Saat pemakaman, mayat Maulana mengeluarkan darah dari hidung dan kuping. Keluarga tidak percaya keterangan polisi yang mengatakan itu disebabkan asma

Penulis: Erik Sinaga | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM
Maspupah, ibu Maulana Suryadi, saat ditemui di kediamannya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2019). 

Tak disangka, itu menjadi percakapan terakhirnya dengan Yadi.

Sebab, sehari berikutnya, Yadi telah meninggal dunia.

Sebelum tewas, Yadi ditangkap Polisi lantaran dianggap sebagai salah satu perusuh pada demonstrasi di sekitar Gedung DPR.

Menurut Polisi, Yadi tewas karena sesak napas setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan Polisi.

Namun, Maspupah menilai ada kejanggalan pada kematian anaknya.

Ia menduga Yadi mendapat penganiayaan sebelum tewas.

"Saat dimandikan jenazahnya keluar darah dari hidung, kupingnya juga. Punggungnya biru-biru," ujarnya.

Menurut pengakuannya, darah tersebut masih mengucur dari hidung dan kuping jenazah Yadi saat akan dimakamkan.

Maspupah pun sempat menunjukkan foto yang menunjukkan kain kafan sebagai pembungkus jenazah Yadi berlumuran darah.

Ia sempat bertanya kepada seorang Polisi perihal kejanggalan yang dirasakannya.

"Polisi bilang itu karena penyakit asmanya," ucap Maspupah

Ibu jadi tulang punggung

Sepeninggal Yadi yang berprofesi sebagai juru parkir di Pasar Tanah Abang, sang ibu Maspupah kini menjadi tulang punggung keluarga.

Perempuan berusia 51 tahun itu harus menghidupi ketiga adik Yadi yang masih remaja.

Suami Maspupah juga telah meninggal dunia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved