Kesedihan Maspupah saat Mendapat Kabar Meninggalnya Sang Anak, 'Anak Saya Berangkat Masih Sehat'
Yadi, yang bekerja sebagai juru parkir di Pasar Tanah Abang, juga sempat makan bareng ketiga adiknya di rumah seluas 3x4 meter
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Menurut Polisi, Yadi tewas karena sesak napas setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan Polisi.
Namun, Maspupah menilai ada kejanggalan pada kematian anaknya. Ia menduga Yadi mendapat penganiayaan sebelum tewas.
"Saat dimandikan jenazahnya keluar darah dari hidung, kupingnya juga. Punggungnya biru-biru," ujarnya.
Menurut pengakuannya, darah tersebut masih mengucur dari hidung dan kuping jenazah Yadi saat akan dimakamkan.
Maspupah pun sempat menunjukkan foto yang menunjukkan kain kafan sebagai pembungkus jenazah Yadi berlumuran darah.
Ia sempat bertanya kepada seorang Polisi perihal kejanggalan yang dirasakannya.
"Polisi bilang itu karena penyakit asmanya," ucap Maspupah.
Dapat santunan
Maspupah (50), ibunda Maulana Suryadi alias Yadi (23), warga yang tewas seusai demo pelajar di sekitar gedung DPR RI mengatakan polisi memberikannya santunan.
Ia mengatakan, santunan sebesar Rp 10 juta diberikan Polisi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (26/9/2019).
Saat itu, Maspupah baru saja diantar untuk melihat jenazah putra sulungnya.
"Saya dikasih amplop isinya Rp 10 juta. Katanya buat biaya urus jenazah Yadi. Saya nggak banyak omong, takut," kata Maspupah saat ditemui di rumah kontrakannya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2019).
"Saya terima. Terus terang saya nggak punya duit, parkiran lagi sepi kan," tambahnya.
Sehari-hari, Maspupah bekerja sebagai juru parkir di Pasar Tanah Abang. Begitu juga dengan Yadi.
Sebelum tewas, Yadi ditangkap Polisi lantaran dianggap sebagai salah satu perusuh pada demonstrasi di sekitar Gedung DPR.
• Fraksi PDIP DPRD DKI Pertanyakan Besarnya Anggaran Rehabilitasi Rumah Dinas Gubernur Anies Baswedan
• Ungkap Perangai Mulan Jameela Sebelum Nikahi Ahmad Dhani, Eks Manajer Ratu Sempat Diancam Karena Ini
• Heboh Foto Slip Gaji Bupati Banjarnegara Tersebar di Medsos, Anak Budhi Sarwono Kasihan Cuma Segitu
• Pemuda di Tangerang yang Curi Celana Dalam Sudah Bulan Beraksi
• Bappeda Ungkap Alasan Kenaikan Anggaran TGUPP
Menurut Polisi, Yadi tewas karena sesak napas setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan Polisi.
Namun, Maspupah menilai ada kejanggalan pada kematian anaknya. Ia menduga Yadi mendapat penganiayaan sebelum tewas.
Saat dimandikan jenazahnya keluar darah dari hidung, kupingnya juga. Punggungnya biru-biru," ujarnya.
Menurut pengakuannya, darah tersebut masih mengucur dari hidung dan kuping jenazah Yadi saat akan dimakamkan.
Maspupah pun sempat menunjukkan foto yang menunjukkan kain kafan sebagai pembungkus jenazah Yadi berlumuran darah.
Ia sempat bertanya kepada seorang Polisi perihal kejanggalan yang dirasakannya.
"Polisi bilang itu karena penyakit asmanya," ucap Maspupah. (TribunJakarta.com)