Sisi Lain Metropolitan

Cerita Joko, Sudah 3 Tahun Lebih Tak Bisa Tebus Ijazah: Pilih Jadi Tukang Sampah

Tiga tahun tak bisa tebus ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Joko Krismanto (21) jalani hidup sebagai tukang sampah.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Nur Indah Farrah Audina
Joko, tukang sampah di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (4/2/2020) 

"Sebenarnya dulu uangnya ada. Tapi saya pengin hidup mandiri. Akhirnya saya nikahin kekasih saya dan saya hidup sendiri. Itu juga sederhana nikahnya. Tapi ternyata uangnya enggak ketutup buat nebus ijazah juga," jelasnya.

Tak ingin terus menyesali pilihannya, akhirnya Joko berusaha melanjutkan hidupnya.

Ia pun memutuskan untuk bekerja menjadi tukang sampah hingga kini.

"Mau disesalin juga buat apa. Ya sudah ijazah enggak ada juga, ya saya jadi tukang sampah aja di RT 5/1 Kelurahan Ciracas sampai sekarang berarti sudah 2 tahun lebih," jelasnya.

Saat ini Joko memiliki penghasilan bulanan sekira Rp 3 juta. Dan, ia gunakan untuk menghidupi biaya istri dan anaknya.

Dipandang sebelah mata

Joko, tukang sampah di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (4/2/2020)
Joko, tukang sampah di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (4/2/2020) (TribunJakarta/Nur Indah Farrah Audina)

Melihat usianya yang masih muda dan kondisi fisiknya yang sehat, tak jarang Joko sering mendengar komentar negatif di masyarakat. Mulai dari hal positif hingga hal negatif.

"Ya namanya juga hidup ada yang suka ada enggak. Kalau dipikirin aja ya buat apa. Ada yang sayangin kenapa saya masih muda malah jadi tukang sampah," ungkapnya.

Heriyanto Ranmor Bersenjata Api 51 Kali Beraksi Dalam Waktu Empat Bulan

Evan Dimas Hingga Marco Motta Disiapkan Persija untuk Tampil di Turnamen Piala Gubernur Jatim 2020

Curiga Aroma Tak Sedap di Tumpukan Sampah, Warga Temukan Jasad Bocah SD yang Hilang Pekan Lalu

Kendati demikian, Joko menuturkan setiap orang haruslah memiliki pikiran yang positif dan baik.

Sebab, tanpa diketahui, Joko mengatakan penghasilannya bisa menyentuh upah UMPJakarta saat ini.

"Nah ini yang saya bilang terlalu banyak yang menyepelekan orang. Padahal mereka engga tahu kalau penghasilan saya kan lumayan. Kalau rezeki lagi bagus Rp 4 juta itu tembus. Sebab kalau kita angkut sampah banyak kadang ada yang kasih lebih. Ya intinya enggak boleh sepelekan profesi orang lain aja," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved