Penjelasan Kasus Kekerasan Remaja di Yogyakarta yang Dikenal dengan Klitih hingga Nomor Aduan Polisi
munculnya beberapa kasus kekerasan remaja di Yogyakarta yang dikenal dengan nama klitih.
Tak tinggal diam, Herry memberikan instruksi kepada sekolah-sekolah bila ada pelajar Yogyakarta yang terlibat tawuran akan dikembalikan kepada orangtuanya atau dikeluarkan.
Instruksi tersebut sempat dinilai ampuh untuk menangkal munculnya geng remaja.
Selain itu, instruksi tersebut juga dinilai ampuh dan membuat beberapa geng pelajar ketika itu kesulitan mencari musuh.
Sosiolog kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Soeprapto menjelaskan bahwa penyelesaian kasus klitih tidak tuntas seluruhnya.
Walaupun demikian, pihak yang berwajib yakni kepolisian telah berbuat banyak menangani kasus ini.
Klitih, dalam pandangan Soeprapto, ibarat rumput yang tidak tuntas dibersihkan, saat hujan tumbuh lagi.
Menurut dia, penyelesaiannya tak hanya dari sisi hukum, tetapi harus sampai pada akar permasalahan.
"Momen munculnya klitih juga saat ada pesanan dari pihak tertentu," kata Soeprapto, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (13/1/2020).
Lebih lanjut, fenomena klitih di Yogyakarta juga dapat muncul ketika sebuah kelompok melakukan rekrutmen anggota baru.
Saat itu, para anggota geng atau kelompok ingin unjuk diri atau menunjukkan eksistensinya dengan melakukan tindakan kekerasan.
Penyelesaian klitih Ia berpendapat, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membasmi klitih.
Di antaranya yakni mempelajari struktur organisasi para remaja yang jadi pelaku dalam kasus klitih ini.
Lalu, dapat dilanjutkan dengan menelusuri pelaku hingga pada sumber pergerakannya.
Sedangkan untuk upaya penanganan dan pencegahan, dapat dilakukan dengan integrasi antar-stakeholder ataupun antarlembaga.
Adapun stakeholder tersebut dimulai dari keluarga, bidang pendidikan, ekonomi, pemuka agama, dan lembaga pemerintah. (Sumber: Kompas.com/Rizal Setyo Nugroho/Dandy Bayu Bramasta)