Penyakit Radang Sendi di Tangsel

Derita Warga Lamtoro Terjangkit Chikungunya, Badan Seperti Ditusuk-tusuk Jarum

Bukan hanya Kuding seorang diri, sembilan keluarganya di dua rumah yang berdekatan juga sakit chikungunya.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Hasanudin, warga Jalan Lamtoro, Pamulang Timur, Pamulang, Tangsel, terjangkit chikungunya, Jumat (14/2/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, PAMULANG - Wabah chikungunya tengah menyerang wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).

Ratusan orang di Kampung Rawa Lele, Ciputat dan Jalan Lamtoro Pamulang terjangkit virus yang ditularkan nyamuk aedes aegypti.

Kabar terbaru dari Ketua RW 16, Jalan Lamptoro, Pamulang Timur, Ajat, mengatakan, di RT 3 dan 4 wilayahnya, sudah ada 60 orang yang terjangkit.

Tak mengenal usia, dari anak-anak hingga lansia terserang penyakit yang gejala utamanya menyerang persendian itu.

Oom, Salah satu warga Lamtoro, mengatakan, ia dan lima orang keluarganya yang tinggal satu rumah ikut terjangkit.

Berawal dari sang cucu, akhirnya Oom dan suami ikut terkena, termasuk anak-anaknya.

"Pertama cucu saya dulu, sampai dibawa ke rumah sakit, terus ke bapak, ke anak-anak," ujar Oom sambil menggendong cucunya.

Oom berdoa agar tidak ada lagi yang tertular chikungunya, pasalnya, rasa sakitnya sangat menyiksa.

"Sakit banget dah, enggak bisa gerak. Saya berdoa cukup saya saja yang kena. Eh itu nyamuk gigitin semua. Bapak aja sampe ngesot-ngesot ke kamar mandi saking susahnya gerak," ujarnya.

Hal yang sama diutarakan Hasanudin. Warga Lamtoro lain yang juga didiagnosa terjangkit chikungunya.

Kuding, panggilan karibnya, dinyatakan mengidap chikungunya setelah berobat ke klinik terdekat.

"Diagnosanya chikungunya katanya, sembuhnya agak lama," ujar Kuding.

Dengan suara parau ia menceritakan sakit yang pertama kali dialaminya itu.

"Kalau gerak masyaAllah kaya dicocogin (ditusuk-tusuk) sama jarum," ujarnya mengeluh.

Bukan hanya Kuding seorang diri, sembilan keluarganya di dua rumah yang berdekatan juga sakit chikungunya.

"Saya yang terakhir, ya semoga yang terakhir dah," harapnya.

Warga Lamtoro terjangkit

Virus chikungunya mewabah di Tangerang Selatan (Tangsel).

Setelah di Kampung Rawa Lele, Jombang, Ciputat, ada juga 60 warga Jalan Lamtoro, Pamulang Timur, Pamulang, terjangkit penyakit yang ditularkan nyamuk aedes aegypti itu.

Ketua RW 16 Pamulang Timur, Ajat, mengatakan, 60 warganya menderita sakit pada bagian persendian sejak pertengahan Januari.

"Ya kurang lebih ada 60-an lah di RW saya yang kena. Yang banyak di RT 3 dan 4 di RW 16," ujar Ajat di wilayahnya, Jumat (14/2/2020).

Ajat bahkan mengatakan, tiga cucunya pun ikut terjangkit chikungunya.

"Tiga cucu saya juga kena kemarin, iya cucu saya," ujarnya.

Hasanudin (65), baru saja didiagnosa chikungunya di klinik umum.

"Katanya chikungunya, cuma agak lama (sembuhnya)," ujarnya.

Seluruh badannya terasa sakit. Hasanudin mengatakan, jika digerakkan, anggota tubuhnya seperti tertusuk.

"Kalo gerak masya Allah kaya dicocogin sama jarum," ujarnya.

Tak hanya Hasanudin, keluarganya yang lain sudah lebih dulu terjangkit.

"Istri saya sudah duluan, anak-anak saya juga sudah kena," ujarnya.

Pelaku Pencurian Gasak Dua Gawai saat Korbannya Terlelap Tidur

Tangerang Great Sale Diharapkan Meraup Omzet Sampai Rp 2 Miliar

Ondel-ondel di Jalan Tak akan Ditindak, Kepala Dinas Kebudayaan: Ini Menyangkut Hajat Hidup Orang

Menggemparkan

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tangerang Selatan (Tangsel), Imbar Umar Gozali, mengatakan, wabah chikungunya baru kali ini menggemparkan Tangsel.

Menurutnya, Tangsel tidak memiliki riwayat ramai terjangkit virus yang ditularkan nyamuk aedes aegypti itu.

"Tahun-tahun lalu enggak pernah. Yang gempar itu demam berdarah, chikungunya itu baru tahun ini," ujar Imbar di Serpong, Rabu (12/2/2020).

Imbar mengatakan, wabah cikungunya mirip dengan demam berdarah dengue (DBD), karena sama-sama ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.

"Chikungunya sama DBD penyebabnya sama, aedes aegypti, nyamuk juga penyebabnya. Cuma dampaknya tidak sehebat demam berdarah. Kalau demam berdarah kan bisa sampai mati, kalau chikungunya tidak pernah sampai mati, dia infeksi hebat saja," paparnya.

Meski begitu, chikungunya tidak sampai berakibat kematian.

Imbar menjelaskan, gejala cikungunya membuat penderitanya demam, mengigau dan mengalami sakit pada bagian persendian.

"Panas tinggi banget, ngigau, ya sendi," jelasnya.

Penyembuhannya sendiri membutuhkan obat dari dokter yang disesuaikan dosisnya.

"Tergantung berobatnya sesaorang, kan dosis obat kalau 500 miligram, untuk berat 50 kilo, dia cepat reaksinya. Tapi kalau berat 80 kilo kan beda lagi," ujarnya.

Untuk pencegahan, Imbar menyarankan warga agar bersih-bersih lingkungan sekitar, utamanya dari genangan.

"Pertama itu kebersihan lingkungan, air genangan," jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved