Penusukan Pengamen di Jakarta Timur
7 Fakta Pengamen Tewas Ditusuk Rekan: Tak Patungan Beli Miras, Jasad Ditinggal di Trotoar
Muhammad Hardiansyah, pengamen jalanan yang biasa mengamen di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur meregang nyawa. Ini deretan faktanya.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
Saat menjalani pemeriksaan awal, dia merusak borgol yang menjerat satu tangannya lalu kembali berupaya memukul petugas.
"Satu borgolnya di tangannya itu sampai terbuka, jadi tersangka ini melawan terus sejak ditangkap sampai menjalani pemeriksaan awal," ujarnya.
Beruntung personel Satreskrim Polrestro Jakarta Timur bisa menahan diri sehingga tak sampai menghujam timah panas ke tubuh Feggy.
• Sejumlah Gadis Cantik Dijual ke Batam: Disuruh Layani Pria Hidung Belang, Ini Deretan Faktanya
• Daftar 8 Aplikasi E-Learning Gratis untuk Siswa Belajar Saat Libur Sekolah, Download di Sini
• Satpol PP Koja Razia Pelajar yang Berada di Luar Rumah Saat Sekolah Libur Imbas Corona
Hery menuturkan Feggy baru berhenti melawan setelah pengaruh minuman keras yang ditenggaknya mulai berkurang.
"Namanya orang mabuk, jadi dia berani melawan anggota. Tersangka ini sudah mengakui perbuatannya, sekarang kita masih lidik satu tersangka lagi yang DPO," tuturnya.
Saat dihadirkan ke hadapan awak media dalam jumpa pers di Mapolrestro Jakarta Timur, Feggy mengaku mengeroyok Hardiansyah hingga tewas.
Dia dan Ranai (DPO) menghabisi Hardiansyah karena emosi korban ogah patungan saat mereka hendak membeli botol Intisari ketiga.
"Sebelumnya saya sudah minum, minum Intisari pak. Saya minjem pisau dari pedagang Pecel Lele tempat saya makan," aku Feggy. (TribunJakarta.com/Bima Putra)