Antisipasi Virus Corona di DKI
Sepekan Tak Dapat Penumpang Bus, Prihatin Minta Dikirim Sembako dari Kampung
Sejumlah karyawan PO terus berupaya mencari penumpang dan tetap membuka loketnya.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Sejak wabah corona melanda, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19.
Terutama memutus penyebarannya dari kota ke desa, sehingga pemerintah meminta warga perantau di Jakarta tak pulang kampung.
Hal ini berdampak pada pemasukam Perusahaan Otobus (PO) di Jakarta yang melayani sejumlah tujuan.
Kendati demikian, sejumlah karyawan PO bus terus membuka loket, berharap masih mendapatkan penumpang.
Prihatin salah satu penjaga loket yang masih bekerja, kendati tak pasti mendapatkan penumpang.
• Jakarta Sudah Makamkan 401 Jenazah Sesuai Protap Covid-19, Total Meninggal Nasional 170 Kasus
Selama bertahun-tahun ia bekerja di PO Haryanto dan menjaga loket di Terminal Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur.
Setiap pukul 09.00 WIB, ia sudah tiba di lokasi dan menantikan penumpang yang datang.
Dalam kondisi normal, dalam sehari ada 10 sampai 15 penumpang yang menggunakan jasa PO Haranto.
Sehari-hari, ia mendapat upah per tiket yang terjual.
"Satu penumpang yang saya dapat dibayar Rp 10 ribu," cerita Prihatin kepada TribunJakarta.com, Kamis (2/4/2020).
"Jadi kalau sehari dapat 15 penumpang saya dapat Rp 150 ribu," imbuh dia.
Namun, seminggu terakhir ia tak dapat penghasilan sama sekali.
Sejak pagi hingga pukul 17.00 WIB, tak ada satu pun orang yang datang untuk membeli tiket.
• Guru SD Diduga Bunuh Diri, Surat Wasiat untuk Istri dan Anak Agar Tak Sedih, Ini Deretan Faktanya
Jangankan membeli, datang menanyakan harga tiket saat ini pun tak ada.