Antisipasi Virus Corona di DKI
Sepekan Tak Dapat Penumpang Bus, Prihatin Minta Dikirim Sembako dari Kampung
Sejumlah karyawan PO terus berupaya mencari penumpang dan tetap membuka loketnya.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Seminggu enggak dapat penumpang. Seminggu ini kosong," jelasnya.
Tanpa uang simpanan, tak membuat Prihatin patah semangat.
Seminggu kemarin, Prihatin masih bisa mendapat kiriman hasil panen dari saudaranya di kampung.
Melalui sambungan telepon ia menjelaskan kondisinya di tempat kerja.
"Saya sudah minta kirimin sembako hasil panen di kampung buat makan," beber Prihatin.
Kondisinya semakin menjadi lebih sulit, karena kepala daerah waswas menerima warganya di perantauan.
Mereka khawatir warganya sebagai carier virus corona atau Covid-19, sehingga ada kepala daerah memberlakukan lockdown atau karantina wilayah.
Sejak itu, loketnya tak ada yang didatangi penumpang yang ingin mudik ke kampung halaman.
Imbasnya, kiriman sembako dari kampung pun terputus.
• Curahan Hati Pengemudi Ojol yang Kesulitan Bayar Cicilan Ditengah Wabah Covid-19
"Tapi sekarang sudah tak bisa karena ada lockdown itu," ungkapnya.
Saat ini, Prihatin hanya bisa terus semangat dan datang tiap hari ke loket.

Sejak bangun pagi hingga tiba di loket, ia selalu berdoa agar dapat penumpang paling tidak satu orang.
"Kita semua di sini tetap berangkat karena siapa tahu ada yang pesan tiket di loket," kata Prihatin mencoba positif menghadapi kenyataan.
"Biarpun satu, yang penting ada uang masuk untuk kami menyambung hidup."
"Sebab mau buka usaha juga enggak ada modalnya," tandasnya