Penganiayaan Pemilik Warung Klontong
Sadisnya Geng Teras Bunuh Pemilik Warung Kelontong, Rangkaian Aksi Keji Sasar 6 Korban dalam Semalam
Polres Metro Depok menangkap pelaku pembunuhan pemilik warung kelontong di di Jalan Putri Tunggal, Cimanggis. Geng Teras beraksi sadis.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
Para anggota geng Teras lalu menggondol perhiasan gelang dan kalung, uang Rp 2 juta, dan ponsel.
Selanjutnya mereka melakukan pencurian dengan kekerasan lagi dengan korban pedagang tahu, juga di Jalan Putri Tunggal, sebelum menyasar dua korban lainnya.
"Kelompok ini cukup sadis karena beberapa kali melakukan aksinya di Depok. Misalnya, kasus di Cimanggis yang korbannya ditusuk itu pelakunya dari geng ini," kata Azis.
"Setelah kami dalami ada 10 peristiwa yang dilakukan kelompok ini. Masih kami dalami lagi apakah ada peristiwa lain," imbuh dia.
Empat pelaku yang kini ditahan di Mapolres Metro Depok. Mereka yakni berinisial JAR (17), MGA (22), MYH (18), dan RP (22). Mereka terancam dijerat Pasal 365, 338, dan 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara hingga seumur hidup.
Beraksi 10 Kali

Kapolres Metro Depok, Kombes Azis Andriansyah menyebutkan pembunuh Fauzan (33) pemilik warung kelongtong sudah sering melancarkan aksi perampokan.
Kamis kemarin, polisi menangkap 6 dari 9 orang tersangka pelaku yang semuanya tergabung sebagai anggota Geng Teras di Jalan Raya Kranggan, Jatisampurna, Kota Bekasi.
Mereka berdomisili di sana. Dua tersangka yang disebut sebagai otak sekaligus eksekutor ditembak mati oleh polisi.
Empat lainnya ditembak di bagian kaki. Tiga orang lainnya buron.
"Kelompok ini cukup sadis karena beberapa kali melakukan aksinya di Depok. Misalnya, kasus di Cimanggis yang korbannya ditusuk itu pelakunya dari geng ini," kata Azis kepada wartawan, Jumat ini.
"Setelah kami dalami, ada 10 peristiwa yang dilakukan kelompok ini. Masih kami dalami lagi apakah ada peristiwa lain," imbuh dia.
Dari hasil pemeriksaan sementara, para tersangka mengakui bahwa mereka mulai berkeliaran sejak sore hingga dini hari.
Modus operandi di balik aksi mereka sama, yakni menggunakan senjata tajam dan merampas properti saat itu juga.
Di samping itu, mereka kerap menggunakan sepucuk senjata api jenis air soft gun.
Tujuannya untuk menakut-nakuti korbannya.