Virus Corona di Indonesia
Jadi Penjual Masker, Siasat Pedagang Bertahan Hidup di Masa Pandemi Corona
Arbi berjualan massker di perbatasan antara wilayah Tangerang Kota dan Jakarta Selatan.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Rafli yang masih duduk di bangku SMK jurusan mesin itu membantu Cio melayani pelanggan.
Sebelumnya, ia beralih bekerja dari pedagang asesoris perempuan di Pasar Malam lantaran pendapatannya turun drastis.
Pendapatan Cio lumayan dari hasil penjualan masker. Dalam sehari, ia pernah mendapatkan Rp 300 ribu sehari.
Namun, pria asal Kota Padang tersebut juga tak jarang mendapatkan penghasilan Rp 100 ribu sehari.
Cio dan Arbi menghadapi kendal kala berjualan masker. Di samping sudah banyak pedagang yang menjualnya, orang yang membagikan masker sukarela kepada masyarakat juga mengganggu penghasilannya.
Pendapatan sehari-hari dari jualan masker untuk memenuhi kebutuhan hidup, biaya sekolah dan biaya sewa kontrakan.
"Paling besar biaya sekolah dan kontrakan. Soalnya dia (Rafli) sekolah di swasta," tambah Cio.
• Tanpa Dikremasi, Pemulasaran Jenazah Pasien Covid-19 Tetap Aman
• Besok Rapat Koordinasi Soal PSBB di Tangerang Raya, Berikut Prediksi Penerapannya
• PSBB Tangerang Raya Disahkan, Besok Pembahasan Detail dan Waktu Penerapan
Meski keadaan serba sulit, Arbi dan Cio saling berbagi rezeki kala berjualan.
Mereka tak bersaing untuk menggaet pengendara yang tak memakai masker.
Petugas pun tak melulu menunjuk Arbi untuk datang menghampiri pelanggar.
Cio beberapa kali mendapatkan kesempatan menjualkan maskernya.
"Sama-sama cari rezeki, kalau saya dipanggil (sama petugas) baru saya ke sana. Enggak enak (sama temen) sama-sama butuh duit. Jangan dikejar-kejar nanti yang lain enggak kebagian," pungkas Arbi.