Virus Corona di Indonesia

Pasien Covid-19 di Bogor Hilang 3 Hari Ternyata Berobat di Rumah Dukun, Pihak RS Dibuat Pusing

Sosok ibu berinisial E (42) sempat hilang tiga hari setelah hasil swabnya dinyatakan positif virus corona (Covid-19).

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muji Lestari
Shutterstock via Kompas
Ilustrasi virus corona 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok ibu berinisial E (42) sempat hilang tiga hari setelah hasil swabnya dinyatakan positif virus corona (Covid-19).

Ia kemudian ditemukan berada di rumah dukun yang berlokasi di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Perempuan asal Desa Balekambang, Kecamatan Jonggol itu memilih berobat ke dukun karena menolak menjalani pengobatan di rumah sakit.

Padahal sebelumnya, ia sempat menjalani perawatan.

TONTON JUGA:

Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Puskesmas Sukamakmur Teguh Yudiana mengatakan, awalnya pasien ini memiliki penyakit seperti tuberkulosis (TBC) dan telah menjalani perawatan di rumah sakit swasta.

"Awalnya dia ke rumah sakit untuk berobat karena sakit TBC. Karena selama dirawat tidak ada perbaikan yang signifikan, ditambah lagi ekonominya, akhirnya dia ke dukun," jelas Teguh dilansir dari Kompas.

AirAsia Terapkan Prosedur Perjalanan Nirkontak Terintegrasi

Teguh menjelaskan, tim medis menyadari bahwa pasien mengalami gejala virus corona seperti sesak napas dan demam.

Lebih lanjut, pasien tersebut diperiksa dengan rapid test dan hasilnya reaktif.

Ia kemudian dibawa ke lab untuk dilakukan pemeriksaan swab menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) di rumah sakit itu.

FOLLOW JUGA:

Setelahnya, pasien memilih pulang ke rumahnya seraya menunggu hasil swab keluar.

"Dia memaksa pulang karena suami dan ketemu sama anaknya juga," ujar Teguh.

Beberapa hari setelahnya, hasil swab yang keluar menyatakan pasien positif virus corona.

Nyamar Jadi Hansip, Baim Wong Bagi-bagi Uang ke Tukang Ojek & Borong Dagangan Tukang Sayur

Petugas kesehatan lantas meminta pasien tersebut untuk segera diisolasi di RSUD Cileungsi.

Meski demikian, pihak keluarga menolak.

"Pihak RS dan puskesmas koordinasi untuk jemput lagi pasien ini. Ditelepon juga sudah, tapi dia menolak untuk dirawat atau isolasi kembali," aku Teguh.

Teguh menilai, karena pasien berisiko menularkan virus, pihak rumah sakit berkoordinasi dengan puskesmas untuk melakukan penjemputan paksa.

Menghilang selama 3 hari

Ketika didatangi petugas, ibu tersebut dan keluarganya sudah tidak ada di kediamannya di Kecamatan Jonggol.

"Jumat sore sudah tidak ada di rumahnya saat mau dijemput. Akhirnya kita cari mulai Jumat sore sampai Minggu itu enggak ketemu, kan bahaya dia positif," kata Teguh.

Setelah dilacak, tim mendapat informasi bahwa pasien tersebut sedang mencari dukun untuk berobat.

Cerita Sempat Bermasalah Gegara Kondisi Keuangan di Awal Nikah, Ashanty Beri Pesan Bijak ke Aurel

Pihak rumah sakit sempat dibuat pusing karena selama tiga hari pencarian, pasien tersebut tak kunjung ditemukan.

"Nah pas hari Senin itu jam 12.00 dapat kabar bahwa pasien ini berobat ke dukun. Memang di Sukamakmur ada dukun yang tenar bisa mengobati segala macam penyakit katanya. Kecurigaan kita benar, ternyata pasien ada di sana setelah kita cek nama dia," kata Teguh.

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Shutterstock via Kompas)

Menurut Teguh, tim akhirnya berhasil menemukan pasien yang sedang bersama suami dan anaknya di rumah seorang dukun.

Sebanyak delapan petugas medis mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) langsung menjemput pasien di rumah dukun tersebut.

Pasien bersama suami dan anaknya kemudian dibawa dengan menggunakan mobil ambulans ke RSUD Cileungsi.

Kisah Bukhari Terbakar saat Hari Pertama Kerja di Kapal Tangker, Kakak Terdiam Kenang Kondisinya

Keluarga dan dukun menjadi ODP

Tim Gugus Tugas juga memeriksa kondisi para pasien yang berobat ke dukun. Begitu juga dengan lingkungan sekitar dan ruang pemeriksaan kamar pasien.

"Pas kita ke sana, ternyata mereka kaget dan pengakuannya sudah 2 hari di sana, berbaur dengan warga yang sedang berobat ke dukun, ada sekitar 10 orang. Jadi dukun ini juga menerima rawat inap di sana," kata Teguh.

WWF Indonesia Ajak Masyarakat Berhenti Konsumsi Hiu

Sejauh ini, ada 11 orang yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) setelah melakukan kontak dengan pasien.

"Kita sudah tracing pendataan disinfektan, pembagian masker. Nanti rencana kita mau tes kepada 10 orang termasuk dukun itu, kemudian isolasi mandiri itu yang penting," kata Teguh.

(tribunjakarta/kompas)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved