Virus Corona di Indonesia
Viral Video Jenazah PDP Covid-19 Digotong Paksa Pulang dari ICU, Pihak RS Tak Kuasa Mencegah
Keluarga seorang pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia mengambil paksa jenazah yang hendak dimakamkan sesuai prosedur Covid-19 di Makassar.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Suharno
TRIBUNAJAKARTA.COM, MAKASSAR - Keluarga seorang pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia mengambil paksa jenazah yang hendak dimakamkan sesuai prosedur Covid-19 di Rumah Sakit (RS) Dadi Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam rekaman kamera CCTV RS Dadi yang beredar di media sosial, jenazah diambil saat masih berada di ruang ICU.
Tampak tujuh orang masuk dan langsung membawa pergi jenazah tersebut.
Direktur RS Dadi, Arman Bausat, membenarkan adanya pengambilan paksa jenazah seorang PDP pada Rabu (3/6/2020) siang.
Pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya, saat pengambilan paksa berlangsung ada sekitar 100 orang datang dengan membawa senjata tajam.

"Daripada dihalau, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi saya perintahkan langsung, biarkan saja agar tidak terjadi pertumpahan darah," kata Arman saat dikonfirmasi, Kamis (4/6/2020).
PDP itu merupakan rujukan dari Rumah Sakit Akademis Makassar pada Senin (1/6/2020).
Rujukan dilakukan karena pasien itu menunjukkan gejala batuk, demam tinggi, sesak napas, dan muntah.
Pada Rabu (3/6/2020), pasien itu meninggal dunia.
"Jadi kami langsung hubungi tim gugus tugas covid dan baru rencana akan dikafani, disalatkan dan dimakamkan protap Covid-19 di Pemakaman Maccanda, Kabupaten Gowa. Eh, datang pihak keluarganya langsung ambil paksa dan bawa pergi," jelasnya.
Arman mengatakan, rumah sakit belum sempat mengambil sampel pasien itu untuk diperiksa.
Keluarga pasien sudah mengambil paksa jenazah saat sampel hendak diambil.
"Apa mau diperbuat? Karena jumlahnya hampir seratusan orang bawa senjata tajam. Ya dibiarkan saja," tuturnya.

Pasien corona tak dipungut biaya
RSUD (Khusus) Dadi yang menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid 19 (Corona), hingga saat ini telah menangani 329 orang pasien yang terpapar virus Corona.
Para pasien yang dirawat di rumah sakit milik Pemprov Sulsel ini tanpa dibebankan biaya perawatan, hingga mereka sembuh atau kembali ke rumah mereka.
"Tidak ada yang bayar, semua perawatan ditanggung oleh rumah sakit," kata Harmin, via telepon, Minggu (31/5/2020).
Menurut Harmin, dari total 329 pasien, 53 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan kembali ke rumahnya.
Sedangkan pasien meninggal dunia, akibat Covid-19 ini yakni 30 orang, dan yang lainnya dirawat.
Harmin menyebutkan, pendapatan RS milik pemerintah ini tetap berjalan seperti hari sebelumnya, meski selama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) poli umum di RS Dadi tutup.
"Pendapatan di RS Dadi itu pendapatan utamanya dari pelayanan jiwa dan itu tidak menurun, karena pasien jiwa tetap tidak berpengaruh sama covid. Mereka (pasien jiwa) tetap terlayani," katanya.
Pelayanan jiwa dan pasien covid lanjut Harmin itu memiliki blok berbeda, sehingga pelayanannya bisa terfokus.
Ia mengungkapkan, khusus untuk pelayanan swab, itu hanya melayani yang rawat inap saja dan tidak untuk umum.
Ditambahkan Harmin, RS Dadi tidak menganjurkan tim medis mengunakan rapid test untuk mengecek pasien corona, pasalnya akurasinya hanya sampeai 30 persen.
Sampel swab pasien ikut dibawa
Seorang warga dikabarkan membawa kabur sebuah kotak pendingin yang berisi sampel swab.
Peristiwa itu dilakukan saat jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Labuang Baji, Makassar diambil paksa pihak keluarga.
• UPDATE Corona di Indonesia Jumat 5 Juni 2020, Positif Tambah 703 Orang, Total Terinfeksi 29.521
Direktur Rumah Sakit Labuang Baji Andi Mappatoba mengatakan, kotak penyimpanan tersebut dibawa kabur pada Jumat (5/6/2020) pagi tadi.
Kotak tersebut berisi sampel swab almarhum dan anaknya yang hendak dikirim ke laboratorium untuk diuji setelah dinyatakan PDP.
"Ada hasil swab pasien tadi tapi masih utuh. Tidak ada yang tahu saat kejadian karena massa banyak sekali masuk, nanti di jalanan baru kelihatan ada yang bawa itu," kata Mappatoba kepada Kompas.com saat dihubungi, Jumat sore.
Aksi pengambilan paksa kotak penyimpanan itu akhirnya diketahui usai petugas keamanan RS Labuang Baji melihatnya di depan pintu masuk rumah sakit.
Mappatoba mengatakan, seandainya kotak tersebut terus dibawa akan menjadi bahaya bila warga yang meninggal tersebut benar-benar positif Covid-19.
"Jadi petugas kami meminta kembali. Yang jelas ketika kami melihat ada yang membawa itu, kami mengejar dan meminta itu (kotak pendingin) kembali. Sudah didapat," ujar Mappatoba.
Sebelumnya diberitakan peristiwa sejumlah orang mengambil paksa jenazah PDP kembali terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.
Kali ini terjadi di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar.
Puluhan orang mendatangi rumah sakit untuk mengambil jenazah PDP karena tidak ingin pemakaman berlangsung sesuai prosedur Covid-19.
• Jelinya Warganet Bahas Notifikasi Tetes Mata Bikin Gagal Fokus, Gubernur Anies Akhirnya Unggah Ini
Pengambilan paksa ini terjadi pada Jumat (5/6/2020) sekitar 09.50 Wita.
Momen itu sempat direkam dan beredar viral di media sosial. (Kompas.com/Hendra Cipto)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kotak Berisi Sampel Swab Pasien Turut Dibawa Kabur Saat Jenazah PDP Diambil Paksa di Makassar"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jenazah PDP Diambil Paksa Keluarga dari RS Dadi Makassar"