Kisah Putra Jenderal Polisi Hoegeng Hendak Daftar Akabri, Kecewa Hingga Gunting Kuas Lukis Ayahnya
Kisah keteladanan Kapolri Jenderal Hoegeng Iman Santoso seperti tak ada habisnya bagi seluruh anggota Polri hingga saat ini.
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Suharno
“Hari ke-lima setelah itu ajudan bapak saya bilang saya suruh ke kantor, saya kesana dan akhirnya ketemu, kali ini saya disuruh duduk,” tuturnya,
Tanpa basa-basi, Jendral Hoegeng langsung bertanya pada Didit apakah dirinya sudah siap dan mantap mendaftar Akabri, dan Didit pun berkata dengan dengan tegas bahwa diirnya sudah sangat siap.
• Pengelola Pasar Koja Baru Masih Sering Temukan Pengunjung yang Tak Acuh Larangan Membawa Anak Balita
Namun, ada satu hal yang Jenderal Hoegeng katakan pada Didit, ia diminta agar tidak masuk dalam Intitusi Polri.
“Bapak bilang satu hal tidak masuk Polisi. Saya bilang itu bukan pilihan saya , saya mau jadi tentara,” katanya.
Setelah itu, Didit pun diminta kembali ke tempat pendaftaran.
“Setibanya saya disana tempat pendaftaran, gak tahunya itu pendaftaran sudah tutup sejak dua hari yang lalu,” keluhnya.
• Masih Banyak Pedagang di Pasar Koja Baru Jakarta Utara yang Tak Mau Pakai Face Shield
Merasa emosi karena telah dipermainkan, Didit pun pulang ke rumah dengan rasa kecewa yang sangat amat berat.
Bahkan, setibanya di rumah ia langsung melampiaskan emosinya dengan menggunting kuas yang biasa digunakan Jenderal Hoegeng untuk melukis.
Belum selesai sampoi disana, Didit pun mengurung diri di dalam kamar dan menguncinya rapat-rapat, hingga terdengar suara ketukan pintu disertai suara almarhum ayahnya.
“Akhirnya beliau datang ke kamar saya ngetuk pintu dan bilang mau ngobrol,” tuturnya.
Suara itu pun meluluhkan hatinya, Didit pun keluar kamar dan mau menemui ayahnya.
“Bapak bilang dia tahu saya marah, kecewa, dan kesal. Tapi dia minta tolong dengarkan dulu, setelah itu saya baru boleh berkomentar,” bebernya.
Didit berujar, ayahnya mengatakan bahwa cukup dirinya saja yang merasakan menjadi anggota Polri.
Selain itu, posisi Jenderal Hoegeng sebagai Kapolri kala itu juga menjadi faktor Didit tidak diperboleh mendaftar Akabri.
“Bapak bilang ya sudah, biar ini semua dia yang rasakan, sudah cukup. Ke-dua dia juga sempat rada emosi, katanya saya musti ingat, ayah saya sudah menjabat sebagai Kapolri , surat apapun yang dikeluarkan ayah kemungkinan akan memudahkan saya saat mendaftar Akabri, ayah saya tidak mau itu,” ceritanya.