Tahun Ajaran Baru
Siswa di Tangerang Tak Miliki Gawai untuk Belajar Sistem Online, Pemkot Hanya Sediakan Pulsa
Di tengah pandemi ini mereka harus belajar melalui sistem online, namun nyatanya banyak yang tak mempunyai gadget.
Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Banyak siswa di sekolah itu yang tak mempunyai gadget atau handphone.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Guru Kelas 6 Kedaung Wetan 2, Suherni.
Ia menjelaskan muridnya tak mempunyai peralatan yang memadai hingga sekitar 50 persen.
"Kemarin saya ngajar kelas 5, hanya sekitar 50 atau 60 persen yang sudah mempunyai handphone untuk belajar online," ujar Suherni saat dijumpai Warta Kota di SDN Kedaung Wetan 2, Kota Tangerang, Selasa (14/7/2020).
Selain masalah tersebut, sekolah yang berada di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing ini sulit jaringan internet.
Itu menjadi kendala dalam proses belajar mengajar.
"Susah sinyal juga," ucapnya.
Menurut Suherni, sulitnya sinyal dikarenakan sekolah jaraknya berdekatan dengan Bandara Internasional Soekarno Hatta.
"Pesawat juga sering lewat, jadinya jaringan agak terganggu," kata Suherni.
• Wali Kota Bekasi Perbolehkan Belajar Tatap Muka, Sejumlah Sekolah Justru Memilih Tetap Daring
• Berikut Plus Minus Mencukur dan Mencabut Bulu Ketiak
• Miris, Ayah di Depok Tega Rudapaksa 2 Putri Kandungnya
• Sanksi Tilang di Jakarta Berlaku Lagi Pekan Depan, 15 Pelanggaran Ini Bakal Ditindak Polisi
• Alasan Polisi dan Wartawan Gadungan yang Lakukan Pemerasan di Kalideres Bisa Simpan Ratusan KJP
Pemkot Tangerang cuma sediakan pulsa
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Masyati Yulia, angkat bicara terkait banyak siswa tak mempunyai gadget.
Terlebih saat ini proses belajar mengajar menggunakan sistem daring atau online.
"Memang iya banyak anak yang tidak punya handphone," ujar Masyati kepada Warta Kota, Selasa (14/7/2020).
Menurutnya, kejadian ini menjadi pekerjaan terberat bagi Pemkot Tangerang. Sebab pemerintah setempat belum bisa memberikan pengadaan gadget tersebut.
"Untuk itu belum ada, tapi kalau pulsa data internet kami bantu. Kami berikan gratis pulsa kepada siswa - siswa, terutama bagi yang kurang mampu," ucapnya.
Masyati menyebut bagi anak yang tak punya handphone bisa menggunakan ponsel milik orangtua. Jika orang tua juga tidak punya handphone, maka bisa dibantu oleh saudara atau tetangganya.
"Kami juga meminta Komite Sekolah yang berisikan orang tua murid sama - sama membantu dalam persoalan ini," kaya Masyati.
Dirinya menuturkan bahwa mereka yang tak punya handphone paling banyak berada di kawasan Neglasari. Sebab menurut Masyati di daerah tersebut tergolong banyak keluarga tak mampu.
"Memang paling banyak di Neglasari. Tapi intinya kami akan terus berupaya untuk melakukan pendataan, agar tidak ada lagi anak - anak yang tidak bisa sekolah. Apalagi setelah proses PPDB kemarin mereka yang tidak diterima di sekolah negeri. Ini menjadi pekerjaan rumah kami," ungkap Masyati. (Warta Kota)