Kritisi Penyerang Novel Divonis 2 Tahun Bui, Najwa Shihab: Bayangkan Kondisi 10 Tahun Mendatang!
Pembawa acara Mata Najwa, Najwa Shihab bereaksi keras terkait keputusan vonis terhadap terdakwa penyiram air keras ke Novel Baswedan.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muji Lestari
"Tuntutan dan perlawanan membongkar aktor intelektual akan dimentahkan begitu saja. Dengan dalil sudah diproses secara hukum. Novel hanya satu dari sekian penegak hukum di Indonesia tetapi kita tahu kasusnya tak berdiri sendiri."
• Denny Darko Terawang Laudya Cynthia Bella Usai Cerai, Begini Respon Bijak Feni Rose
"Dia menjadi bagian dari rentetan gejala kasat mata, sejarah tak mengenal pengandaian tetapi pengandaian merupakan metode pemerluas perspektif kita," terang Najwa Shihab.
Lebih lanjut, Najwa menjelaskan dengan adanya perspektif maka setiap masyarakat bisa menghadapi dan mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di masa depan.
"Itulah kemungkinan kita harus membayangkan kondisi 10 tahun mendatang, gejalanya jelas ada. Indikasinya juga nyata. Mungkin ada yang menganggapnya berlebihan tapi apa yang salah dengan kecemasan?"

"Cemas tanda kita khawatir akan masa depan dan mencegahnya selagi masih mampu. Kecemasan dan pengharapan seperti dua sisi mata uang niscaya membayangi usaha memperbaiki Negeri ini. Semoga Indonesia akan baik-baik aja hari ini dan sampai kapanpun," tegas Najwa Shihab.
Tak hanya itu, Najwa Shihab meminta agar masyarakat bisa membayangkan kondisi Indonesia saat 10 tahun mendatang.
• Ingin Liburan di Yogyakarta? Ini 5 Destinasi Wisata yang Tawarkan Pemandangan Indah dari Ketinggian
"Bayangkan wajah hukum yang makin mirip sandiwara, persidangan bergaya opera yang dituntun bukan oleh kitab undang-undang tetapi oleh skenario yang bisa dirancang siapa saja. Apakah KPK masih ada pada 2030?" papar Najwa Shihab.
Najwa tampak begitu mengkritisi kondisi hukum saat ini lantaran vonis terdakwa penyiram air keras terhadap Novel Baswedan hanya dua tahun.
"Masihkah kita melihat gedung merah putih yang sama, yang mampu menjulangkan harapan seperti dulu? Beberapa orang termasuk saya, mungkin kalian hanya melihat gedung kusam, berdebu. Yang sama tak menariknya dengan gedung seniornya."
"Aktivis dan pegiat hati-hati membangun barisan karena ancaman, peretasan, serangan pribadi dan penganiayaan telah menjadi rutin. Bahkan sekadar peduli juga dibayangkan ketakutan. Kalimat lawan korupsi itu hanya bisik-bisik, bukan lantang," papar Najwa Shihab.
Reaksi Novel Baswedan
Novel Baswedan menyebut persidangan kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya sebagai persidangan yang tidak sungguh-sungguh.
Ia melihat jalannya persidangan ini seperti persidangan sandiwara.
"Sebagaimana saya katakan bahwa persidangan ini seperti persidangan sandiwara," kata Novel Baswedan di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (16/7/2020) malam.
Menurut Novel, persidangan atas kasus yang menimpanya ini seolah-olah dibuat dengan skenario tertentu.
Pasalnya, Novel melihat bahwa apa yang diungkap di persidangan jauh berbelok dari fakta yang sebenarnya.