Sapardi Djoko Damono Wafat

Profil dan Perjalanan Sastrawan Sapardi Djoko Damono sejak SMA, Berikut Sederet Karya Sang Maestro

Berikut profile, perjalanan, karya, penghargaan Sastrawan Sapardi Sapardi Djoko Damono.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Erik Sinaga
Gramedia.com
Penyair Indonesia, Sapardi Djoko Damono. 

Terlihat perkembangan jelas dalam puisi Sapardi terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya.

Ia dianggap sebagai penyair yang orisinil dan kreatif.

Seperti diberitakan Kompas.com (28/4/2020), puisi Sapardi Djoko Damono banyak dikagumi karena banyak kesamaan dengan yang ada dalam persajakan Barat yang disebut simbolisme sejak akhir abad ke-19.

Perjalanan

Setelah lulus SMA, Sapardi kuliah di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kabar Duka Meninggalnya Sapardi Djoko Damono Dibenarkan Sesama Penyair

Pernah memperdalam kajian kemanusiaan (humanities) di University of Hawaii, Amerika Serikat (1970-1971).

Pada 1980, Sapardi Djoko Damono memperoleh gelar doktor dalam ilmu sastra dengan disertasi berjudul Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur. Pada 1995, ia dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Selain mengajar sebagai dosen di beberapa kampus di Indonesia, Sapardi Djoko Damono aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra pada 1970-1980an.

Antara lain sebagai Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia Jakarta (1973-1980), redaksi majalah sastra Horison (1973), Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin (sejak 1975), anggota Dewan Kesenian, anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka Jakarta (sejak 1987) dan lain-lain.

Pada 1986, Sapardi mengemukakan perlunya mendirikan organisasi profesi kesastraan di Indonesia.

Ia mendirikan organisasi bernama Himpunan Sarjana-Kesusasteraan Indonesia (Hiski) pada 1988. Ia terpilih sebagai Ketua Umum Hiski Pusat selama tiga periode.

Selain aktif di dunia sastra dalam negeri, Sapardi Djoko Damono juga sering menghadiri berbagai pertemuan internasional.

Seperti Translation Workshop dan Poetry International di Rotterdam, Belanda (1971), Seminar on Literature and Social Exchange in Asia di Australia National University Canberra, dan lainnya.

Karya-karya

Beberapa karya Sapardi Djoko Damono antara lain:
Duka-Mu Abadi (1969),
Mata Pisau (1974),
Perahu Kertas (1983),
Sihir Hujan (1984),
Hujan Bulan Juni (1994),
dan Arloji (1998).
Serta Ayat-ayat Api (2000),
Mata Jendela (2000),
Ada Berita Apa Hari Ini,
Den Sastro (2003),
kumpulan cerpen Pengarang Telah Mati (2001), dan
kumpulan sajak Kolam (2009).

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved