Terapis Geruduk Balai Kota
Cerita Pemandu Karaoke dan Pekerja Tempat Hiburan Malam Berjuang Sambung Hidup saat Pandemi Covid-19
Ratusan pekerja tempat hiburan malam menggelar aksi demo di depan kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ratusan pekerja tempat hiburan malam menggelar aksi demo di depan kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota pada Selasa (21/7/2020) siang.
Mereka menutut orang nomor satu di DKI ini untuk segera membuka tempat hiburan malam yang telah ditutup hampir lima bulan terakhir.
Panasnya terik matahari siang ini pun tak menghalangi peserta aksi menyuarakan aspirasi mereka di depan kantor Balai Kota.
Mau bagaimana lagi, sejak tempat hiburan malam ditutup pada awal April lalu, mereka terpaksa kehilangan pekerjaan.
• Dua Korban Tewas dalam Kebakaran Ruko di Penjaringan Mengalami Luka Bakar Usai Terjebak Kobaran Api
Redupnya gemerlap dunia malam di ibu kota pun membuat mereka tak lagi mendapatkan pemasukan.
Derita ini dirasakan betul oleh Anggun, seorang pemandu karaoke yang ikut dalam aksi demo.
"Keluhan banyak banget, kita benar-benar susah banget, beban kita berat. Selama hampir 5 bulan kita sama sekali enggak ada pemasukan," ucapnya di sela-sela demo, Selasa ( 21/7/2020).
Wanita 33 tahun yang sudah malang melintang selama tujuh tahun di dunia gemerlap hiburan malam ini pun kini tak bisa berbuat banyak.
• Oknum PNS Kota Tangerang Tipu Soal Penerimaan Pegawai, Korban Diduga Sudah Banyak
Sebab, ia sendiri mengaku bingung harus bekerja apa lantaran tempat kerjanya ditutup oleh pemerintah.
Namun, di sisi lain dirinya juga tetap harus menghidupi dua anak dan orang tuanya di kampung halaman.
"Kalau tempat kerja kami ditutup terus mau makan apa? Saya selama ini cuma urus anak saja, padahal anak juga perlu jajan dan untuk sekolah juga," ujarnya.
"Belum lagi untuk bayar cicilan dan kontrakan. Kami enggak ada uang tambahan, kecuali kerja," sambungnya.
Sama halnya dengan Anggun, kemalangan ini turut dirasakan oleh Ami yang berprofesi sebagai pelayan di salah satu bar ternama di Jakarta.
Imbas penutupan tempat kerjanya ini, ia mengaku terpaksa menggadaikan motor dan perhiasan untuk sekadar menyambung hidup.