Sisi Lain Metropolitan
Suka Duka Pencari Paku: Tahan Haus dan Lapar Hingga Dapatkan Emas Seharga Jutaan Rupiah
Selain paku, mereka juga bisa mendapatkan logam, hand phone bekas, peralatan makan bekas hingga perhiasaan emas yang bisa dijual hingga jutaan rupiah.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Meski terlihat biasa, rupanya ada keberkahan di balik suatu usaha.
Satu diantaranya seperti pencari paku.
Meski bermodalkan magnet, pacul dan ayakan, apa yang didapatkan pencari paku beragam.
Selain paku, mereka juga bisa mendapatkan logam, hand phone bekas, peralatan makan bekas hingga perhiasaan emas yang bisa dijual hingga jutaan rupiah.
Meskipun tak setiap hari, tapi apa yang mereka dapatkan ini terbilang sering.
"Ya itu balik lagi ke milik atau rezeki ya. Kalau lagi hoki ya pasti ada aja barang mahal yang bisa laku ratusan atau jutaan rupiah," ujar Martono (38) pencari paku di aliran Kali Ciliwung, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (27/7/2020).
Mengawali karir sebagai pengamen di bus, membuat penghasilan Martono tak menentu.
Namun, seiring perputaran waktu, keberadaan bus mulai menurun karena adanya TransJakarta.
Hal itulah yang membuatnya bealih profesi menjadi pencari paku.
Bertahun-tahun menjadi pencari paku, Martono mengatakan beberapa kali sempat mendapatkan emas.
Emas berupa lempengan tersebut pun segera ia jual dan dihargai Rp 6 juta.
"Ya sebenarnya bukan paku doang yang kita dapat. Sebenarnya banyak yang bisa kita dapat, seperti besi, logam dan kadang emas. Jadi suatu waktu, kita juga punya cerita bahagia ketika dapat barang bagus,"
"Waktu itu di tahun 2002, saya juga pernah dapat emas lempengan. Pas ditimbang beratnya 5 gr. Waktu itu saya jual dapat Rp 6 juta," jelasnya.
Serupa, beberapa pencari paku lainnya pun pernah memiliki pengalaman yang sama.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/geger-sang-pemburu-pakuy.jpg)