Setelah Jadi Tersangka Putra Siregar Curhat Jualan HP di PS Store Anjlok: yang Datang Ngegosip Aja
Putra Siregar (27) menjadi sorotan publik atas kasus dugaan penjualan handphone ilegal yang sedang ditangani oleh Bea Cukai.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Muhammad Zulfikar
Petugas bea cukai mendatangi tokonya setelah ada teman yang jual barang karena butuh uang.
"Saat itu saya di Batam. Dia butuh uang dan mau jual barang. Saya bilang datang saja ke toko di Condet," kata Putra Siregar.
Di toko tersebut, ada Lahatta dan Leris, saudara Putra Siregar, yang biasa melayani pembeli.
"Ternyata dia datang mengantar barang bersama petugas bea cukai. Waktu itu bea cukainya disebut bermasalah," kata Putra Siregar.
Pemilik PS Store itu kemudian menerima surat panggilan pemeriksaan di Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta.
Ketika itu Putra Siregar dituduh melakukan penjualan ponsel ilegal hingga tindak pidana pencucian uang (TPPU).
"Saya ini pedagang mulai dari nol. Jika dapat uang, ya saya beli barang," ujar Putra Siregar yang ketika itu menitipkan uangnya sebesar Rp 500 juta ke bea cukai.
"Jika belum beres, saya langsung bayar," ujar Putra Siregar.
Tawarkan harga miring, PS Store selalu ramai
Jargon handphone pejabat harga merakyat yang diusung Putra Siregar di toko PS Store miliknya tampaknya bukan dirasakan betul warga.
PS Store di Jalan Raya Condet, Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur milik Putra misalnya, kerumunan pembeli nyaris tak pernah hilang dari toko.
Meski toko milik pria yang sudah jadi tersangka atas kasus handphone ilegal itu terbilang kecil karena luasnya hanya sekitar 3X5 meter.
Anggi (27), warga Kramat Jati mengatakan toko tersebut bahkan sudah didatangi calon pembeli sebelum buka sekira pukul 10.00 WIB.

"Sering dari toko belum buka sudah lebih dari lima orang yang antre mau beli handphone. Tokonya ini sudah lumayan lama buka, tapi saya lupa persisnya kapan," kata Anggi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (30/7/2020).
Menurutnya pembeli yang datang ke PS Store saat hari libur dan awal bulan lebih banyak, sejumlah pembeli bahkan tak kebagian parkir kendaraan.