Virus Corona di Indonesia
Ketika Wartawan Ikut Tes Usap Covid-19, Deg-degan Bak Menunggu Pengumuman UN
Mengikuti tes usap bagi saya bak menanti pengumuman Ujian Nasional, bikin deg-degan!
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Terakhir di hari raya Lebaran saat meliput jenazah yang dimakamkan sesuai protap Covid-19 ke TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
Kabarnya, sampai berita ini ditulis jenazah masih terus berdatangan ke makam itu.
Saya jawab saja ke petugas itu "Untuk memastikan diri saya aman atau tidak."
Soalnya, selama di lapangan saya tidak ingat bersinggungan dengan siapa saja.
Selain itu, DKI Jakarta itu sudah zona merah.
Ditambah, banyak orang positif tanpa gejala.
Saya diarahkan ke tenda tes usap selepas dari meja pendaftaran.
Di sana ada tiga tenda. Dua tenda yang digunakan untuk tes usap.
Satu tenda untuk pegawai KPU satu lagi untuk para wartawan.
Keluar Air Mata
Ketika masuk ke dalam tenda, petugas akan melakukan tes di dua organ, mulut dan hidung.
Wah, saya kira hanya salah satunya. Ternyata cobaan itu berlipat ganda.
Petugas meminta saya membuka mulut ketika hidung saya akan dites.
Mulut harus terbuka lebar agar ketika alat tes sejenis cotton bud berukuran panjang masuk, hidung tidak mengalami penyempitan.
Ketika alat itu masuk, seketika air mata saya mengalir lantaran terasa perih sedikit.
Bukan hanya satu lobang saja yang dites. Lobang hidung lainnya ikut dimasukkan sehingga air mata kembali mengalir.
Setelah tes hidung baru selesai, tes kedua sudah kembali datang dan bikin cemas.
Dengan jantung berdegup kencang, saya harus membuka mulut sambil teriak seperti huruf A.
Alat tes itu masuk ke bagian dalam mulut sebentar kemudian keluar.
Pikir saya dalam hati "Wah, baru kali ini saya menjalani tes seperti sedang menangis."
Hasil akan dikabarkan paling lambat tiga hari lagi.
Pihak kantor juga akan dikirimkan hasilnya.
Bila positif Covid-19 akan dijemput petugas.
Setelah bercucuran air mata dari dalam tenda, saya harus menunggu kabar baik atau buruk.
Menanti ketidakpastian apakah dinyatakan lulus tes atau tidak. Mengingatkan saya akan momen menunggu hasil UN di kala remaja. Deg-deg Ser!