Antisipasi Virus Corona di Bekasi
Warga Positif Covid-19 Keluar Rumah Beli Makan, Ketua RT Khawatir Penularan Makin Meluas
Dia terpaksa keluar rumah membeli makan karena tidak memahami betul prosedur isolasi mandiri
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
Relawan Oscar Kemanusiaan Tejo yang membantu penanganan Covid-19 mengatakan, pasien tersebut bernama Erna, dia tinggal di rumah kontrakan bersama satu orang anaknya.
"Jadi ibu ini informasinya dinyatakan positif saat test swab di rumah sakit Hermina," kata Tejo saat dikonfirmasi, Selasa, (15/9/2020).
Dari rumah sakit, pasien positif Covid-19 ini lalu disarankan untuk melapor ke Puskesmas setempat agar ditangani.
Namun, karena pasien tersebut dikategorikan sebagai orang tanpa gejala (OTG), ia lantas diperintahkan melakukan isolasi mandiri.
"Sama puskesmas dia disuruh isolasi mandiri, tapi karena yang bersangkutan ini orang awam, dia kebingungan, sementara kalau dia butuh makan dia cari keluar," terangnya.
Dari situ kata dia, warga setempat mulai ketakutan karena pasien positif bernama Erna ini, kerap keluar rumah membeli makan di warung.
"Dia belum ada kepastian kapan dijemput buat diisolasi dari Puskesmas, makanya dia kebingungan harus gimana," terang dia.
• Penularan Covid-19 di Pasar Jakarta Tertinggi Dibanding Daerah Lain
• Wali Kota Bekasi Larang Isolasi Mandiri Bagi Warga yang Rumahnya Kurang Representatif
• Ridwan Kamil Apresiasi Persentase Pasien Sembuh dari Covid-19 di Depok Lebih Tinggi Dari Provinsi
Di lingkungan tempat tinggalnya, pasien positif Covid-19 tidak mendapatkan bantuan sama sekali dari warga sekitar.
Mereka bahkan cenderung menjauhi karena takut tertular, alhasil kondisi ini makin memperburuk situasi dan menbuar sang pasien kebingungan.
"Dia enggak ada yang bantu warga situ juga ketakutan intinya, terus dari puskesmas juga belum ada kejelasan kapan pasien ini ditangani gitu," tuturnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/musala-baitus-salam-di-rw-06-tanah-sereal-tambora-jakarta-barat-1.jpg)