Beberkan Ancaman Nyata Kebangkitan PKI, Gatot Nurmantyo: Saya Cuma Ingatkan Ada Sejarah Kelam

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menjelaskan tentang kebangkitan PKI di Indonesia.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Elga H Putra
TribunWow
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo 

Setelah lolos dalam uji kepatutan dan kelayakan di DPR, Gatot dilantik menjadi Panglima TNI menggantikan Moeldoko yang pensiun pada 1 Agustus 2015.

Gatot Nurmantyo resmi pensiun pada 31 Maret 2018.

Sebelum pensiun, posisinya digantikan oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Udara.

Ia tercatat menjadi prajurit TNI selama 36 tahun sejak 1982.

3. Ikut latihan Kopassus

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono mewisuda 131 orang Purnawira Pati TNI AD di Gedung Lilly Rochli Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (11/11/2018)
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono mewisuda 131 orang Purnawira Pati TNI AD di Gedung Lilly Rochli Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (11/11/2018) (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Ada kisah menarik saat Gatot Nurmantyo dilantik KSAD pada 25 Juli 2014.

Sebagai jenderal bintang empat di TNI Angkatan Darat, Gatot Nurmantyo sebenarnya berhak mendapatkan brevet kehormatan dari Kopassus.

Namun, dia menolak. Dikutip dari Tribun Kaltim, Gatot Nurmantyo hanya mau meraih baret merah Kopassus dengan usaha sendiri, yakni ikut latihan resmi.

Ya, Gatot Nurmantyo tak pernah lupa pada keinginan ibunya yang menginginkan dirinya menjadi anggota Kopassus.

Gatot memang pernah mendaftar untuk menjadi anggota Kopassus, tapi gagal.

Tak lama setelah dirinya dilantik, Gatot Nurmantyo terjun mengikuti latihan pendidikan komando bersama prajurit lainnya.

Tak ada keistimewaan. Ia minta diperlakukan sama seperti siswa lainnya.

Jalan terjal itu dilalui Gatot saat usianya sudah menginjak 55 tahun.

"Pesan ibu itu menjadi mimpi saya. Saya harus menempuh latihan ini (Kopassus)," kata Gatot Nurmantyo.

"Yang paling berat adalah ketika saya nyebrangi Cilacap ke Nusakambangan, itu malam hari. Berenang, bawa senjata, bawa ransel, pakai sepatu, pakaian lengkap."

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved