Dengar Tangisan Histeris saat Magrib, Suami di Nunukan Syok Lihat Kondisi Istri dan Bayi Dalam Kamar

Tangisan histeris bayi membuat suami di Nunukan terpaksa mendobrak pintu saat tiba di rumah kontrakan yang ia tinggali bersama istri dan anaknya.

Editor: Muji Lestari
TOTO SIHONO
Ilustrasi gantung diri. Suami di Nunukan, Kalimantan Utara syok saat lihat kondisi istri dan anak di dalam kamar, bermula dari dengar suara tangisan kencang bayi. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kaget bukan kepalang dirasa Awik, suami dari seorang ibu rumah tangga di Nunukan, Kalimantan Utara.

Ia tak menyangka kepulangannya selepas bekerja sore itu, justru mengantarnya pada kejadian tak terduga di sebuah rumah kontrakan 2 lantai di Jalan Pendidikan RT 02 Nunukan Utara.

Awik menemukan istrinya, N (31) tewas gantung diri di plafon kamar, Selasa (10/11/2020).

Saat ditemukan, seutas tali rafia membelit leher N yang membiru akibat bekas jeratan.

Sementara bayi perempuan mereka yang berusia sekitar 11 bulan menangis keras tak jauh dari tempat korban gantung diri.

Diceritkan Dewi tetangga korban, ia mengatakan tidak tahu menahu bahwa N melakukan aksi bunuh diri.

Baca juga: 82 Korban Kebakaran di Dekat Roxy Mas Diberi Waktu Mengungsi di Sekolah Hingga Jumat

Dewi mengaku ia memang sempat mendengar tangisan anak N, namun saat itu kondisi pintu terkunci.

‘’Kejadiannya kemarin maghrib itu, kami juga tidak tahu, cuman mendengar saja bayi perempuan Kak N yang 11 bulan itu menangis terus, mereka di kamar dan posisi pintu terkunci," ujar Dewi, Rabu (11/11/2020).

Dewi menuturkan, ia sudah bertetangga dengan korban N dan sama sama menjadi penghuni rumah sewa selama 3 tahun.

Ada 4 petak yang disewakan di rumah tersebut, 2 kamar di lantai atas berstruktur kayu, dan 2 kamar di lantai dasar merupakan tembok atau permanen.

Baca juga: Cara Alami Mengobati Penyakit Lambung Kronis, Pakai 7 Obat Tradisional Ala Dapur Rumahan Ini

Baca juga: Dampak Kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia, Ratusan Penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta Delay

Ia juga mengatakan jarang bertemu dan mengobrol dengan N.

Selain pendiam, N juga jarang turun ke bawah untuk berkumpul dengan sesama penyewa rumah.

‘’Ada dua dia punya anak, pertama usianya 3 tahun laki laki, anak pertamanya lebih sering ikut atoknya (kakeknya) dan kedua masih susu badan umurnya 11 bulan. Cuma memang kami jarang ngobrol, ya begitulah sibuk masing masing.’’katanya.

Dewi juga tidak menyangka N bunuh diri. Padahal, sejak 3 tahun bertetangga, ia jarang melihatnya cekcok dengan suaminya.

Ilustrasi mayat.
Ilustrasi mayat. (TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas)

Dewi mengaku tidak menyangka N bunuh diri. Padahal, sejak 3 tahun bertetangga, ia jarang melihatnya cekcok dengan suaminya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved