Sisi Lain Metropolitan

Melihat Perlintasan Sederhana di Kebon Baru: Palang Tak Tertutup Secara Otomatis dan Pakai Spion

warga berinisiatif untuk membangun sendiri palang pintu perlintasan kereta api dengan hasil swadaya sekira tahun 2006.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Melihat Perlintasan Sederhana di Kebon Baru: Palang Tak Tertutup Secara Otomatis dan Pakai Spion - firman-perlintasan-kereta-1.jpg
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Firman bakal memutar tuas portal perlintasan bila kereta sudah melintas pada Senin (16/11/2020).
Melihat Perlintasan Sederhana di Kebon Baru: Palang Tak Tertutup Secara Otomatis dan Pakai Spion - firman-perlintasan-kereta.jpg
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Firman bakal memutar tuas portal perlintasan bila kereta sudah melintas pada Senin (16/11/2020).
Melihat Perlintasan Sederhana di Kebon Baru: Palang Tak Tertutup Secara Otomatis dan Pakai Spion - firman.jpg
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Firman (topi merah) tengah melihat jalur rel dari arah belakang lewat spion. Ia akan segera menutup pintu portal bila terlihat ada kereta dari kejauhan di wilayah Kebon Baru dan Tebet, Jakarta Selatan pada Senin (16/11/2020).
Melihat Perlintasan Sederhana di Kebon Baru: Palang Tak Tertutup Secara Otomatis dan Pakai Spion - firman-perlintasan-kereta-2.jpg
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Dua spion yang digunakan Firman untuk mengawasi kereta dari belakang pada Senin (16/11/2020).

Pos yang lainnya ditutup secara manual oleh para penjaga pintu perlintasan.

Dibayar Sukarela

Irman maupun para penjaga pintu di pos itu tak mematok harga bagi para pengendara yang melintas.

Mereka hanya berharap keikhlasan dari para pengendara yang melintas.

"Ini Swadaya masyarakat saja, pelintas rata-rata ngasihnya Rp 2 ribu. Tapi kita enggak memaksa. Orang silahkan kasih, kalau enggak yaudah," ungkapnya.

Terlihat sejumlah pengendara motor yang melintas memasukkan uang ke dalam kotak kayu ataupun ember bekas cat yang tergantung dekat pintu perlintasan.

Ada juga beberapa pengendara motor yang langsung memberikan uang kepada Irman ataupun Doni.

Dalam sehari, Irman mengaku mendapatkan penghasilan sekitar Rp 100 ribu-an selama pandemi Covid-19. Di waktu normal, bisa mencapai Rp 200 ribu sehari.

Di pos itu, ada 10 orang yang bertugas untuk menjaga pintu perlintasan. Mereka bertugas dibagi per tiga shift, pagi, sore dan malam hari.

Selama pandemi, pintu perlintasan buka hanya dari 05.30 WIB sampai 20.00 WIB.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved