Sisi Lain Metropolitan
Melihat Perlintasan Sederhana di Kebon Baru: Palang Tak Tertutup Secara Otomatis dan Pakai Spion
warga berinisiatif untuk membangun sendiri palang pintu perlintasan kereta api dengan hasil swadaya sekira tahun 2006.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Pos yang lainnya ditutup secara manual oleh para penjaga pintu perlintasan.
Dibayar Sukarela
Irman maupun para penjaga pintu di pos itu tak mematok harga bagi para pengendara yang melintas.
Mereka hanya berharap keikhlasan dari para pengendara yang melintas.
"Ini Swadaya masyarakat saja, pelintas rata-rata ngasihnya Rp 2 ribu. Tapi kita enggak memaksa. Orang silahkan kasih, kalau enggak yaudah," ungkapnya.
Terlihat sejumlah pengendara motor yang melintas memasukkan uang ke dalam kotak kayu ataupun ember bekas cat yang tergantung dekat pintu perlintasan.
Ada juga beberapa pengendara motor yang langsung memberikan uang kepada Irman ataupun Doni.
Dalam sehari, Irman mengaku mendapatkan penghasilan sekitar Rp 100 ribu-an selama pandemi Covid-19. Di waktu normal, bisa mencapai Rp 200 ribu sehari.
Di pos itu, ada 10 orang yang bertugas untuk menjaga pintu perlintasan. Mereka bertugas dibagi per tiga shift, pagi, sore dan malam hari.
Selama pandemi, pintu perlintasan buka hanya dari 05.30 WIB sampai 20.00 WIB.