Gelap Mata Usai Bacok Korban Hingga Tewas, Ketua RT di Bekasi Menyesal Serahkan Diri ke Polisi
Ketika ditanya mengapa tega membacok korban, mengaku perbuatannya didasari atas kekhilafan semata.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
Adapun perkara pembacokan ini dipicu akibat, korban yang datang bersama empat rekannya tengah mengukur tanah di lahan yang diketahui milik sebuah perusahaan.
Kolay menjelaskan, lahan tersebut sejatinya sudah lama kosong dan selama beberapa waktu terakhir menjadi sengketa akibat korban mengaku-ngaku sebagai pemiliknya.
"Dia ngaku-ngaku tanah dia, sama yang terakhir itu dia udah naik sertifikat tanpa tanda tangan saya sama pak RW juga," ucapnya.
Ia bahkan sudah berupaya memberitahu agar korban tidak mengaku-ngaku lahan tersebut, ruang mediasi dengan disaksikan sejumlah pihak dari kelurahan juga sudah digelar.
"Saya udah beberapa kali pertemuan sama pak Lurah, sama pak Babinsa, Bimaspol, tapi diulangi lagi," tuturnya.
Setelah melakukan pembacokan, Kolay langsung pergi dari tempat kejadian perkara dan menyerahkan diri ke Pos Polisi Jatisampurna tanpa berniat melarikan diri.
Pelaku kini mendekam di tahanan Polsek Pondok Gede Polres Metro Bekasi Kota, dia dikenakan pasal 338 KUHP juncto 351 tentang pembunuhan ancaman hukuman 15 tahun penjaran.
"Kami juga mengamankan barang bukti berupa satu bilang golok dan satu set pakaian korban," tutupnya.
Jimmy menjelaskan, korban meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP) akibat luka sabetan golok di bagian punggung, kepala dan tangan.
Baca juga: Ketua RT Pelaku Pembacokan di Bekasi Akui Khilaf, Korban Sudah Sering Buat Masalah
Baca juga: Ribut Perkara Ngukur Tanah, Ketua RT di Bekasi Bacok Warga Hingga Tewas
Baca juga: Warga Positif Covid-19 Keluar Rumah Beli Makan, Ketua RT Khawatir Penularan Makin Meluas
"Korban meninggal dunia di TKP, jadi tidak sampai diselamatkan ke rumah sakit nyawanya sudah tidak ada karena kehabisan banyak darah," paparnya.
Kanit Reskrim Polsek Pondok Gede Iptu Santri Dirga menambahkan, jasad korban saat polisi datang ke TKP masih terkapar dan tidak ada warga yang segera membawa ke rumah sakit.
"Korban kalau menurut keterangan warga sering (diperingati), warga sudah sangat jengah, bahkan waktu saat di TKP, di depan warung korban terkapar itu masyarakat kurang simpati sama korban, jadi sampai kami datang itu korban belum di apa-apain," tambahnya.
