Sisi Lain Metropolitan
Kisah Udin, Mantan Tukang Becak yang Terpaksa Alih Profesi Semenjak Kehilangan Sewa
Kehadiran moda transportasi modern, ditambah akses layanan becak yang kian sempit membuat ruang gerak makin terbatas.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
Lapporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Hidup di tengah kota membuat Udin (48), warga Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi terus berusaha mencari peluang untuk mencari nafkah.
Udin dulunya merupakan tukang becak yang biasa melayani jasa antar angkut penumpang menggunakan transportasi tradisonal beroda tiga.
Kehadiran moda transportasi modern, ditambah akses layanan becak yang kian sempit membuat ruang gerak makin terbatas.
"Dulunya saya narik becak, cuma sekarang udah enggak lagi, sewanya udah dikit jadi sekarang nyari kayu aja," kata Udin saat dijumpai di dekat Bedung Kali Bekasi.
Saat dijumpai, tangannya terus sibuk merogoh tumpukan sampah kayu yang menggunung di bibir sungai Kali Bekasi imbas banjir kiriman beberapa waktu lalu.
Salah satu tangannya menggengam gregaji kecil untuk memotong kayu agar mudah dimasukkan ke dalam karung yang ia siapkan.
Mantan tukang becak yang kini memilih beralih profesi menjadi pengumpul kayu bekas, menceritakan masa sulit saat menjalani pekerjaan sebagai tukang becak.
Sebelum 2005, sewa penumpang becak saat itu masih cukup menjanjikan untuk ia mendulang rezeki hidup di Kota Bekasi.
Udin biasa mengkal di beberapa tempat di kawasan Rawalumbu hingga ke Bekasi Timur, sewa becak menurut dia cukup besar kala itu.
Sekali mengantar, uang Rp5 ribu hingga Rp20 ribu bisa didapat tergantung jarak tempuh yang hendak menjadi tujuan penumpang.
Namun masa kejayaan tukang becak menurutnya sudah mati, kehadiran moda trasportasi bermotor lambat laun mengerus eksistensi kendaraan kayuh tersebut.
Sewa penumpang becak tak bisa lagi dapat ditebak, mereka tidak hanya bersaing antar sesama tukang becak melainkan moda trasportasi bermotor.
"Sekarang narik becak udah saya tinggal sebab udah mati nggak ada sewa, saingan udah terlalu banyak, mati total sih engga, tapi udah susah," ungkapnya.
Profesi yang sudah ia geluti sejak puluhan tahun itu akhirnya perlahan ditinggalkan, meski sesekali Udin masih mencoba mencari asa dari sewa penumpang becak.
"Kalaupun ada paling enggak nentu, hari ini ada besok belum tahu ada apa enggak (sewa penumpang) kalau kayu kan udah jelas ada karena dicari," terangnya.