Selama 2020 BNN Ungkap 88 Sindikat Narkoba, 14 Diantaranya Berskala Internasional
Dalam bidang pemberantasan, BNN telah berhasil memetakan 92 jaringan sindikat narkotika selama tahun 2020
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
Meskipun pandemi tengah melanda, BNN tetap berusaha untuk bekerja secara optimal dalam melaksanakan pemberantasan, pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, kerja sama, pengujian laboratorium, pengembangan sumber daya manusia, serta penelitian terkait data dan informasi seputar P4GN.
Dalam bidang pemberantasan, BNN telah berhasil memetakan 92 jaringan sindikat narkotika selama tahun 2020.
Alhasil sebanyak 88 jaringan sindikat telah berhasil diungkap, di mana 14 diantaranya merupakan jaringan sindikat berskala internasional, dan setidaknya ada 27 warga binaan lembaga pemasyarakatan (Lapas) dari seluruh Indonesia yang terlibat aktif dalam pengendalian narkotika dari dalam lapas.
"Berangkat dari jaringan tersebut BNN berhasil mengungkap 806 kasus tindak pidana narkotika dengan total tersangka sebanyak 1.247 orang. Sejumlah barang bukti disita diantaranya 1,12 ton sabu, 2,36 ton daun ganja, dan 340.357 butir ekstasi. Pada tahun 2020 BNN juga telah memusnahkan lahan ganja dengan total luas mencapai 30,5 Hektare dan barang bukti tanaman ganja sebanyak 213.045 batang," ungkap Heru.
Selain itu BNN juga mengungkap kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU). Adapun aset yang berhasil disita dari TPPU kasus narkotika tahun ini yaitu mencapai Rp 86.022.409.817.
Atas pengungkapan dan penyitaan barang bukti narkotika, BNN telah berhasil menyelamatkan sebanyak 1,7 juta Jiwa anak bangsa.
Selanjutnya dalam bidang pencegahan. Selain melakukan upaya pemberantasan terhadap para pelaku dan bandar narkotika, BNN juga melakukan upaya pencegahan secara massif bersama dengan seluruh komponen bangsa mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda serta para orang tua.
Sekiranya 9 program unggulan dari upaya pencegahan telah dilaksanakan di tahun 2020.
Diantaranya ialah Rumah Edukasi Anti Narkoba, aplikasi sistem pelaporan relawan anti narkoba, social media center (SMC), CNS podcast, kampanye dengan tema agar hidup 100 persen, desa bersinar (bersih narkoba), membentuk melawan anti narkoba, intervensi ketahanan keluarga berbasis sumber daya desa dan strategi menggunakan media konvergensi.
Baca juga: Jokowi Tunjuk Tri Rismaharini Jadi Mensos, Pengamat Sosial UI: Kejutan Sekaligus Harapan
Baca juga: Jelang Natal, Kapolresta Tangerang Pantau Pengamanan Gereja di Pasar Kemis
Baca juga: Pemprov DKI Siapkan 5 Titik Posko Pemantauan Protokol Kesehatan Selama Libur Natal dan Tahun Baru
Kemudian dalam bidang pemberdayaan masyarakat, BNN melibatkan para pemangku kepentingan.
Adapun tiga program unggulan, yaknu Grand Design Alternative Development (GDAD), bimbingan teknis pembentukan penggiat P4GN dengan sasaran lingkungan masyarakat, pendidikan, swasta dan pemerintah, serta pemberian piagam penghargaan gelar tanda jasa dan kehormatan dari Presiden berupa bintang Mahaputra dan medali kepeloporan.
Lalu dalam bidang rehabilitasi. Saat ini BNN mempunyai Balai rehabilitasi yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia antara lain Lido Bogor, Makassar, Samarinda , Batam, Medan dan Kalianda Lampung.
Sepanjang tahun 2020, tercatat 4.364 orang telah mendapatkan layanan rehabilitasi yang diberikan oleh BNN baik rawat inap maupun rawat jalan pada Balai/Loka dan klinik BNNP/BNNK di seluruh Indonesia.
Adapun program unggulan dalam bidang rehabilitasi, antara lain pengembangan layanan intervensi berbasis masyarakat (IBM), sertifikasi 400 konselor adiksi pada layanan Balai/Loka dan klinik melalui lembaga sertifikasi profesi (LSP) BNN dan pengembangan layanan rehabilitasi jarak jauh.
Terakhir, dalam bidang hukum dan kerjasama. Pada tingkat Nasional, BNN telag melakukan kerjasama dengan 24 instansi, yang terbagi dalam 14 instansi pemerintah, 8 BUMN, 8 instansi lingkungan pendidikan dan 12 komponen masyarakat.