Telepon Terakhir Anak yang Tewas Dibegal di Bekasi, Duka Sang Ayah: Dia Jawab, Iya Mau Pulang
Sendi Bastianto (40) berduka setelah anaknya Andika Putra Prananda (16), tewas di tangan begal. Ia bercerita mengenai telepon terakhir sang anak.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Hingga memasuki pagi hari, firasatnya tetap baik dengan kondisi sang putra yang belum juga terlihat tiba di rumah.
Ia justru keingat kendaraan Yamaha Xeon milik Andika yang sudah hampir dua bulan mangkrak tak bisa dinyalakan.
"Saya pas siangnya keinget motor Xeoan punya dia karena sudah dua bulan gak nyala akhirnya saya bawa ke bengkel, enggak ada firasat yang enggak-enggak mikirnya paling bentar lagi juga pulang," ujar Sendi.

Keluarga kala itu, benar-benar tidak mengontak sama sekali Andika yang belum pulang ke rumah.
Dugaan korban menginap di rumah temannya masih menjadi firasat positif yang ada dibenak orangtua.
"Enggak sempet hubungin, ya kalau main ke sana biasanya suka nginap dia cuma kadang-kadang suka enggak ngomong juga (mau menginap)," terangnya.
Baru pada siang sekira pukul 14.00 WIB, anggota kepolisian datang ke rumah membawa kabar duka terkait kondisi Andika yang ditemukan tewas bersimbah darah.
Kabar duka ini lanjut dia, sontak membuat kaget keluarga yang sejak awal tidak pernah mendapatkan firasat buruk terkait keadaan remaja kelas 10 SMK tersebut.
"Pas siang jam 2 kira-kira baru dapat kabar dari polisi yang datang langsung ke rumah, kasi kabar anak saya meninggal cuma kronologisnya kita belum dikasi tahu," terang Sendi.
Dia bersama anggota keluarga langsung menuju RS Polri Kramat Jati Jakarta, jasad Andika di rumah sakit tengah dalam penanganan tim bedah forensik untuk dilakukan autopsi.
Berharap Pelaku Cepat Tertangkap

Sendi pun kini berharap polisi dapat mengungkap pelaku yang menewaskan anaknya.
"Kita dari keluarga serahkan ke polisi, mudah-mudahan pelakunya bisa cepat ketangkap biar enggak ada korban lagi," kata Sendi di rumah duka Kavling Tunas Jaya, Harapan Mulya, Medan Satria, Bekasi, Selasa (22/12/2020).
Menurut Sendi, Jalan Perjuangan Teluk Pucung memang diketahui cukup rawan aksi kejahatan, karena cenderung sepi dan dekat kuburan cina.
Terlebih sistem satu arah yang saat ini sudah diaktifkan di sebagian ruas, membuat Jalan Perjuangan makin memudahkan pelaku kejahatan menjalankan aksinya.