Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Kakak Kandung Ungkap Permintaan Terakhir Kapten Didik ke Orangtua Sebelum Sriwijaya Air SJ182 Jatuh
Sebelum kabar jatuhnya pesawat, keluarga Didik menceritakan beberapa momen terakhir yang sempat terekam.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Aji
"Kami masih berharap ada keajaiban, meskipun sekecil apapun," kata Inda.
"Barangkali Tuhan berkehendak mudah-mudahan bisa ditemukan dalam keadaan hidup," imbuh Inda.
Selain membalik karangan bunga yang dikirim, pihak keluarga Kapten Didik juga menolak dipasang bendera kuning di rumahnya sebagai simbol adanya seseorang yang meninggal.
Pihak keluarga juga menutup akses informasi dari media televisi karena tak mau menambah kesedihan dan terus berharao masih adanya keajaiban.
Terlebih, istri Didik bernama Ari Kartini (40) tak kuasa melihat pemberitaan di televisi yang terus mengabarkan penemuan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Begini ya, kalau informasi ditemukan atau belum, kita belum juga belum bisa memberikan informasi."
"Karena apa, di rumah ini juga informasi ini ditutup," ucapnya.
Baca juga: Masih Berharap Ada Keajaiban, Keluarga Pilot Asal Bekasi Kapten Didik Gunardi Pasrah
"Ada TV di atas itu ditutup, enggak dinyalain. Justru adek saya, istrinya Didik juga enggak menerima karangan bunga atau apapun memang belum bisa menerima," tegas dia.

Keluarga Masih Tak Percaya
Keluarga sempat tidak percaya Kapten Didik Gunardi (49) masuk dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Inda mengetahui pemberitaan di media massa soal kabar jatuhnya pesawat.
Saat itu, ketidakpercayaan keluarga tidak lain terkait maskapai tempat adiknya berdinas.
Selama ini, keluarga mengetahui Didik merupakan pilot di maskapai Nam Air.
"Dari awal, saya kakaknya sama kakaknya yang cewek benar-benar nggak percaya. 100 persen ga percaya," kata Inda.