Makna Karangan Bunga Terbalik di Rumah Kapten Didik, Permintaan Terakhir Bawa Bapak ke Bekasi
Karangan bunga duka cita yang posisinya dibalik berjejer di depan kediaman Pilot Nam Air Kapten Didik Gunardi (49).
TRIBUNJAKARTA.COM, MUSTIKAJAYA - Karangan bunga duka cita yang posisinya dibalik berjejer di depan kediaman Pilot Nam Air Kapten Didik Gunardi (49) yang turut jadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Bukan karena sudah tak terpakai atau bekas, karangan bunga itu memang sengaja dibalik oleh keluarga Kapten Didik.
Kapten Didik adalah pilot NAM Air.
Saat kecelakaan terjadi, dia ikut di pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).
Keluarga Didik menjelaskan alasannya membalik karangan bunga duka cita yang dikirim ke rumah sang pilot.
Sebab, sekecil apapun kemungkinan, keluarga masih berharap adanya keajaiban tentang nasib Kapten Didik.
Baca juga: Lambaian Tangan Ratih di Bandara Jadi Perpisahan Sebelum Naik Sriwijaya Air, Sang Kakak Pasrah
"Kami masih berharap ada keajaiban, meskipun sekecil apapun," kata Inda Gunawan (57), Kakak kandung Didik, di rumah duka Perumahan Vida Bumipala Pedurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi, Senin (11/1/2021).
Selain menolak karangan bunga,juga tak ada bendera kuning yang terpasang di rumah Kapten Didik.
Alasannya sama. Keluarga masih terus berharap adanya keajaiban bagi Kapten Didik.
Hanya tenda yang terpasang di depan rumah Kapten Didik serta kursi plastik yang berjejer.
Baca juga: Hakim tunggal, Akhmad Sahyuti Bacakan Putusan Praperadilan Rizieq Shihab di PN Jaksel Hari Ini
Baca juga: Komnas HAM Rilis Kasus Penembakan Laskar FPI, Kapolda Metro Jaya Tak Bereaksi, Pilih Menghindar
Baca juga: Manga One Piece Chapter 1000 Dirilis, Roronoa Zoro Ungguli Monkey D Luffy Untuk Tokoh Favorit
Para keluarga, kerabat hingga tetangga sudah berdatangan ke rumah Kapten Didik sebagai bentuk ucapan duka cita kepada pihak keluarga.
"Barangkali Tuhan berkehendak mudah-mudahan bisa ditemukan dalam keadaan hidup," kata Inda.
Tak hanya itu, pihak keluarga Kapten Didik juga menutup akses informasi dari media televisi karena tak mau menambah kesedihan dan masih berharap masih adanya keajaiban.
Terlebih, istri Didik bernama Ari Kartini (40) tak kuasa melihat pemberitaan di televisi yang terus mengabarkan penemuan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Begini ya, kalau informasi ditemukan atau belum, kita belum juga belum bisa memberikan informasi."
"Karena apa, di rumah ini juga informasi ini ditutup," ucapnya.
"Ada TV di atas itu ditutup, enggak dinyalain. Justru adek saya, istrinya Didik juga enggak menerima karangan bunga atau apapun memang belum bisa menerima," tegas dia.
Kapten Didik Gunardi adalah pilot NAM Air yang ikut di pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).
Dia menumpang Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak bersama lima kru.
Rencananya, pada Minggu (10/1/2021), Kapten Didik dan krunya akan berangkat menerbangkan pesawat Nam Air dari Pontianak tujuan Solo atau Surabaya.
Keluarga Masih Tak Percaya
Keluarga sempat tidak percaya Kapten Didik Gunardi (49) masuk dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Inda mengetahui pemberitaan di media massa soal kabar jatuhnya pesawat.
Saat itu, ketidakpercayaan keluarga tidak lain terkait maskapai tempat adiknya berdinas.
Selama ini, keluarga mengetahui Didik merupakan pilot di maskapai Nam Air.
"Dari awal, saya kakaknya sama kakaknya yang cewek benar-benar nggak percaya. 100 persen ga percaya," kata Inda.
Baca juga: BERITA FOTO Pantauan Terkini Pencarian Black Box Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu, Selasa Pagi
Baca juga: Jasad Okky Bisma Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi, Kebaikannya Diungkap Istri: Nurutin Aku Terus
Baca juga: Update Operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182: 16 Serpihan Kecil, 74 Kantong Berisi Bagian Tubuh
"Setahu kami adik saya di Nam Air sebagai kapten pilot di sana."
"Lalu denger kabar Sriwijaya Air kecelakaan jadi waktu itu kita anggapnya, 'Ah nggak mungkin,'" tambahnya.
Pihak keluarga terus mengikuti informasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 hingga keluar daftar manifes.
"Adik saya yang satu lagi sempat kasih kabar kalau Didik namanya masuk dalam daftar manifest."
"Saya masih belum percaya sampai saya cari tahu sendiri dan benar melihat nama adik saya ada di daftar," tuturnya.
Kabar itu sangat memukul keluarga besar, semua syok apalagi anak istri Didik Gunardi yang tinggal di Bekasi.
"Otomatis semua pasti terpukul, syok apalagi istrinya, anaknya, bapaknya."
"Semua saudara syok bahkan tetangga di kampung juga. Jadi seperti itu," ucapnya.
Permintaan Terakhir Sebelum Kecelakaan
Kapten Didik memiliki permintaan terakhir kepada keluarganya yang belum septa diwijudkan.
Hal itu terkait keinginan Kapten Didik yang mengajak bapaknya tingal bersama dia dan keluarga di Bekasi, Jawa Barat.
Adapun bapak dari Kapten Didik berada di Pekalongan, Jawa Tengah.
Inda mengatakan, pada Rabu (6/1/2021), Kapten Didik sempat melakukan komunikasi dengan keluarga di Pekalongan.

"Jadi hari itu dia video call kakaknya di Pekalongan, mbak Diah namanya. Jadi kebetulan bapak, orangtua saya sama Didik tinggal di sana sama Diah, kalau Adik saya kan tinggal di Bekasi," kata Inda.
Dalam komunikasi itu, Didik memiliki satu permintaan supaya bapaknya dapat dibawa ke Bekasi bersama keluarga berkumpul menginap di rumahnya.
"Jadi dia video call ke kakaknya (Diah), minta tolong besok-besok bapak di bawa ke sini (Bekasi), di kampung cuma ada bapak, ibu kami kan sudah meninggal," tuturnya.
Namun, permintaan Didik itu masih mengganjal.
Dia berjanji akan mengabarkan waktu yang tepat mengajak orangtuanya menginap di rumah yang berada di Bekasi.
"Terus ditanyakan sama kakak yang di video call itu, besok-besokkannya kapan, terus Didik bilang nanti aaya kabarin lagi," ujarnya.
Permintaan itu kemudian belum sempat terwujud, Didik mengalami kecelakaan pesawat saat menumpang di Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak.