Antisipasi Virus Corona di DKI
Wagub Riza Patria Beberkan Mekanisme Vaksinasi Covid-19 di Jakarta
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan mekanisme vaksinasi Covid-19 di ibukota.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Muhammad Zulfikar
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, jumlah tenaga kesehatan yang ada di DKI sebenarnya ada 131 ribu orang.
Namun, tak semuanya memenuhi kriteria lantaran tahap pertama vaksinasi ini diprioritaskan bagi tenaga kesehatan yang belum pernah terpapar Covid-19.
"Teman-teman tenaga kesehatan akan mendapat notifikasi melalui SMS Blast. Nah, kemudian ada proses registrasi ulang dan screening," kata dia.
Dalam proses screening, ada 16 pertanyaan yang harus dijawab oleh para tenaga kesehatan.
Bagi tenaga kesehatan yang pernah terpapar Covid-19 dan memiliki penyakit tertentu yang bisa menurunkan imunitas, maka mereka tidak diprioritaskan mendapat vaksinasi.
"Jadi, ada tahap screening lagi yang akan dilakukan oleh tim vaksinasi yang ada di tempatnya masing-masing," tuturnya.
Baca juga: Mie Ayam Pak Gepeng, Kuliner Legendaris di Pondok Indah hingga Langganan Para Konglomerat
Baca juga: Wagub DKI Riza Patria: Menolak Vaksin Bisa Dipidana dan Didenda Rp 5 Juta
Baca juga: Cerita Marina Merawat Cucu yang Menderita Kanker Darah Sejak Usia 6 Tahun
Kemudian, para tenaga kesehatan yang belum mendapatkan vaksinasi pada tahap awal ini direncanakan bakal divaksin pada Februari 2021 mendatang.
Selain 60 ribu tenaga kesehatan, Widyastuti menyebut, ada 20 pimpinan daerah dan tokoh masyarakat yang juga bakal menerima vaksin pada tahap pertama vaksinasi ini.
Namun, Widyastuti tak menjelaskan secara rinci puluhan orang tersebut.
"Secara garis besar mulai dari tokoh birokrat, tokoh masyarakat, hingga organisasi profesi. Itu yang akan (mendapat vaksin) sesuai kebijakan di tingkat pusat," ucapnya.
Adapun, DKI Jakarta saat ini telah menerima 120.040 vaksin Covid-19 buatan Sinovac.
Nantinya, satu orang penerima vaksin bakal mendapat jatah dua dosis yang diberikan secara bertahap dalam selang waktu dua pekan.
"Iya (ada 60 ribu tenaga kesehatan dan 20 tokoh masyarakat penerima vaksinasi), karena kami menerima dosisnya 120.040 dengan catatan harus dipastikan satu orang aman mendapatkan dua dosis," ujarnya.